Damai dengan Semua Orang

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 14 April 2023 | Rm. 12:17-21

”Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang. Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam damai dengan semua orang!”

Paulus melarang umat untuk menjahati orang yang telah berbuat jahat. Pembalasan semestinya tidak ada dalam kamus seorang Kristen. Sebab, alasan pertama adalah pembalasan adalah hak Allah. Kalau pun kita merasa tersakiti, biarlah semuanya itu kita serahkan kepada Allah saja. Lagipula, jika kita membalas, kita tak beda dengan orang tersebut.

Kita punya peribahasa: ”Anjing menggonggong, kafilah berlalu.” Sebab, kita juga punya peribahasa, ”Anjing menggonggong tidak menggigit.” Persoalannya, ada saja orang, ketika anjing menggonggong, dia tidak berlalu, malah ikut-ikutan menggonggong, dan lebih parah lagi: menggigit. Ya, sering kali pembalasan dendam bahkan lebih ganas dari tindak kejahatan yang telah diterima.

Paulus mengajak pembacanya untuk hidup damai dengan semua orang. Tentu saja, ini tidak berarti kita membiarkan orang menyakiti hati kita begitu saja. Kita harus berani menyatakan bahwa tindakannya itu salah. Namun, sekali lagi, jangan balas dendam. Kalau kita membiarkannya sebenarnya kita tidak hidup dalam damai dengan semua orang. Jika melihat orang itu, bisa jadi bawaannya kita cuma marah.

Bahkan, Paulus mengajak warga jemaat di Roma untuk bertindak radikal. Caranya: memberi makan dan minum kepada orang yang menyakiti kita. Mudahkah? Pasti tidak. Mustahil? Pasti juga tidak.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/C. Sardegna