Diselamatkan
15 November 2022,
(Kis. 16:30-34),
”Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata, ’Tuan-tuan, apa yang harus aku perbuat, supaya aku diselamatkan?’ Jawab mereka, ’Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.’ Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh luka mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.”
Diselamatkan. Itulah yang keluar dari mulut kepala penjara Filipi. Dari ingin bunuh diri, sekarang dia ingin diselamatkan. Dari berputus asa siap menyongsong kematian menjadi berpengharapan siap menyongsong kehidupan baru.
Menarik dicermati pilihan kata ”diselamatkan” ini. Dia sadar tak mungkin selamat dengan kekuatan sendiri. Sehingga dia merasa perlu diselamatkan. Sejatinya itulah inti kekristenan: manusia tak mungkin menyelamatkan dirinya sendiri; dan Allahlah yang menyelamatkannya.
Lebih menarik lagi, dia memohon penyelamatan personal, tetapi Paulus menawarkan penyelamatan komunal. Paulus menegaskan: ”Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” Ya, tidak hanya dia yang selamat; keluarganya juga akan diselamatkan. Itu jugalah yang dikembangkan dalam ajaran Kristen selanjutnya: anak-anak keluarga Kristen juga mempunyai tempat di dalam perjanjian keselamatan bersama-sama dengan orang tuanya.
Jika kita cermati, jelaslah bahwa baptis merupakan tanda bagi orang-orang yang menyatakan diri percaya kepada Yesus Kristus. Jadi percaya dahulu, baru dibaptis; dan bukan sebaliknya. Dan akhirnya kegembiraan menguasai rumah tangga kepala penjara itu karena dia, istri, juga anak-anaknya telah diselamatkan.
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.
Foto: Unsplash/Tonktiti
