Diuji Dahulu
Sabda-Mu Abadi | 7 Juni 2023 | 1Tim. 3:10
”Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat.”
Berkait dengan jabatan diaken, Paulus menyatakan bahwa penting bagi jemaat untuk menguji setiap orang yang hendak diangkat untuk menjabat sebagai diaken. Diaken harus diuji karena ini merupakan jabatan terhormat. Jabatan terhormat membutuhkan pribadi yang terhormat pula. Tentu yang dimaksud terhormat di sini tidak melulu berdasarkan kekayaan, pendidikan, keturunan, atau parasnya. Namun, berdasarkan hatinya.
Tentu saja, tak mudah menguji hati. Akan tetapi, hati itu tampak dalam perbuatan. Memang ada orang yang melakukan hal yang baik sebagai suatu pencitraan. Tetapi, yang namanya pencitraan memang tidak akan berlangsung lama. Yang namanya sandiwara itu, ya di atas panggung. Dan setelah turun panggung pasti akan tampak wajah aslinya.
Pada kenyataannya, yang namanya pencitraan memang tidak akan bertahan lama. Si pelaku pasti akan capek sendiri karena dia tidak menjadi dirinya sendiri. Ia sedang menjadi orang lain. Dan pada akhirnya ia menjadi malu sendiri karena telah menipu orang lain.
Dalam kehidupan jemaat, orang pasti saling mengenal. Bahkan, untuk yang saling mengenal pun, Paulus menasihati untuk menguji orang itu apakah memang layak memikul jabatan diaken. Butuh waktu memang. Namun, itu menjadi layak dilakukan karena, sekali lagi, diaken adalah jabatan terhormat.
Tugas diaken adalah memberdayakan warga jemaat kaya agar tidak sombong dan rela memberi dan memberdayakan warga jemaat miskin agar tidak minder dan sudi diberi. Sedikit banyak tugasnya memang berurusan dengan uang. Sehingga menjadi penting untuk memilih pribadi yang berintegritas. Sehingga, ujian menjadi sungguh logis.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Neom