Diusir

30 Oktober 2022,
(Kis. 13:50-52),
”Orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota itu, dan mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas dan mengusir mereka dari daerah itu. Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.”
Kita tidak tahu persis apa yang dibisikkan orang-orang Yahudi ke telinga para pembesar kota dan perempuan-perempuan terkemuka itu. Yang pasti mereka semua menjadi tidak menyukai Paulus dan Barnabas. Begitu tak suka, yang membuat mereka malah mengusir dua misionaris itu.
Menarik disimak, Paulus dan Barnabas tidak bersikukuh untuk tetap berada di tempat itu. Mereka melakukan ritual yang dinasihatkan Yesus kepada para muridnya: ”Kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka” (Luk. 9:5).
Tak perlu marah. Tak perlu juga memaksakan kehendak. Pengkomunikasian Injil mesti berdasarkan kasih dan tidak perlu memaksa. Kadang ada saja orang, yang karena alasan kasih malah memaksa orang untuk menerima Injil.
Entah bagaimana perasaan para perempuan dan pejabat itu ketika menyaksikan Paulus dan Barnabas mengebaskan debu dari kaki mereka. Bisa jadi mereka marah, namun mereka juga tak bisa berbuat apa-apa lagi. Toh Paulus dan Barnabas juga tidak melawan. Dan tentulah mereka juga tahu, dari namanya, bahwa Paulus adalah warga negara Roma. Beperkara dengan warga negara Roma, itu mah cari penyakit namanya!
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.