Epenetus
Sabda-Mu Abadi |. 9 Mei 2023 | Rm. 16:5b
”Salam kepada Epenetus yang kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus.” Bagaimanakah perasaan Epenetus ketika turut membaca surat Paulus ini? Bisa jadi ada rasa bangga dalam dirinya. Paulus mengingat dirinya sebagai orang pertama yang percaya kepada Kristus di daerah Asia.
Menjadi yang pertama tentu baik, menarik, bahkan indah untuk dikenang. Namun, janganlah itu hanya menjadi monumen yang bermuara pada kesombongan pribadi.
Yang penting untuk diingat—jika dikaitkan dengan frasa ”buah pertama”— itu hanya mungkin terjadi ketika ada yang menanam benih dan memelihara tanaman itu dengan baik. Tanpa inisiatif, juga campur tangan, orang lain—dan pastinya juga Tuhan—benih itu ya sekadar benih. Itulah yang mesti disyukuri.
Berkenaan penyelamatan, menjadi yang pertama diselamatkan Allah semestinya mendorong orang untuk bertanya apakah telah memelihara iman dan terus hidup di dalamnya. Selanjutnya, perlu juga bertanya apakah ia juga telah memberitakan kabar keselamatan itu, sehingga orang lain juga mendapatkan kesempatan untuk menerima dan akhirnya ikut merasakan penyelamatan Allah.
Sejatinya itulah makna syukur dalam menanggapi keselamatan yang telah diterima. Kabar Baik memang harus terus diberitakan. Kalau enggak diberitakan, bukan kabar namanya. Apalagi ini kabar baik.
Nah, sekarang, meski kita mungkin bukan ”buah pertama” dari kalangan kita, apakah kita telah memelihara iman itu dengan sebaik-baiknya. Dan apakah kita telah mengabarkannya kepada orang lain, sehingga lebih banyak orang merasakan kebaikan dari Injil?
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: unsplash/kara G.