Gunung

Setiap menikmati keindahan Gunung Salak dari Kota Bogor, saya teringat kembali akan gagahnya Gunung Lawu dilihat dari sebuah kota kabupaten di Jawa Tengah, tempat saya pernah tinggal. Gunung Lawu yang megah itu bagai sebuah lukisan pemandangan yang sangat mewah terpampang di depan rumah tanpa penghalang. Pada bagian bawah dibingkai oleh persawahan yang datar dan selebihnya dibingkai oleh langit.
Cita-cita mendaki gunung yang hingga kini belum tercapai membuat saya sulit membayangkan tantangan menaklukkan sebuah pendakian. Namun, ada satu ungkapan yang menarik, yakni mendaki gunung bukan agar kita dilihat orang, tetapi agar kita dapat melihat dunia, artinya tujuan mendaki gunung adalah untuk melihat keindahan alam, bukan untuk dilihat orang lain.
”Dilihat orang” ternyata kini merupakan impian bagi banyak manusia. Segala macam cara ditempuh agar bisa dilihat orang dan merasa puas jika berhasil terkenal bahkan menjadi viral di media sosial. Itu sebabnya mereka berlomba untuk mengunggah sesuatu yang menarik perhatian bagi khalayak. Sayangnya masih ada unggahan yang berkonotasi negatif dan berdampak kurang baik dalam kehidupan, seperti beredarnya berita yang tidak benar, gaya hidup konsumtif, dan sebagainya.
Media sosial adalah sarana yang memungkinkan para pengguna saling berinteraksi. Kita bisa menggunakan sarana ini untuk mengunggah sesuatu yang berdampak positif dan bersifat membangun, seperti meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, menjalin persahabatan dan menyaksikan cinta kasih Tuhan.
Dalam kehidupan ini kita mencari perkenanan Tuhan, karena ketika Tuhan berkenan, maka apa pun yang kita kerjakan akan dipakai-Nya untuk membawa perubahan dan menjadi berkat bagi banyak orang. Mari kita melakukan segala hal yang baik dengan hikmat Tuhan dan mengandalkan-Nya.
Yudi Hendro Astuti | Sobat Media
Foto: Yudi Hendro Astuti