Herodes Mati

24 Oktober 2022,
(Kis. 12:20-24),
”Herodes sangat marah terhadap orang Tirus dan Sidon. Atas persetujuan bersama mereka pergi menghadap dia. Mereka berhasil membujuk Blastus, pengurus rumah tangga raja, ke pihak mereka, lalu mereka memohon perdamaian, karena negeri mereka memperoleh bahan makanan dari wilayah raja. Pada suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta dan berpidato kepada mereka. Lalu rakyatnya bersorak membalasnya, ’Ini suara dewa dan bukan suara manusia!’ Seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.”
Herodes mati. Mendadak. Sama mendadaknya ketika tiada angin tiada hujan dia menyuruh prajuritnya membunuh Yakobus, saudara Yohanes, demi menyenangkan hati orang Yahudi. Dia berupaya mengambil muka karena selalu risau akan kelanggengan takhtanya. Sebab kakeknya, Herodes Agung—yang membunuh bayi-bayi di Betlehem pada masa kelahiran Yesus—bukan seorang Yahudi.
Ya, Herodes selalu galau kakeknya bukan orang Yahudi asli. Meskipun para ahli Kitab Suci menghiburnya dengan mengatakan bahwa neneknya, Mariamne, adalah bangsawan Yahudi. Mereka juga menyatakan bahwa seorang anak mendapatkan kewarganegaraan dari ibunya.
Di lain pihak Herodes merupakan politisi andal. Naik-turunnya raja di Israel—yang sangat dipengaruhi kekuasaan Kekaisaran Romawi—menyebabkan wilayah kerajaan Herodes sama luasnya dengan Herodes Agung, kakeknya. Dan pada masanya dia berhasil membuat Tirus dan Sidon, berkait pangan, bergantung penuh pada Kerajaan Israel. Kenyataan itu agaknya membuat dia makin merasa hebat.
Puncaknya adalah saat dia berpidato di depan rakyat. Rakyat menyambut pidatonya dengan gegap gempita dan menganggapnya sebagai suara Allah. Dan Herodes sendiri sepertinya menikmati sambutan rakyat itu. Pada titik itulah, menurut catatan Lukas, malaikat Tuhan menampar Herodes sehingga dia langsung jatuh sakit.
Menurut Yosephus, ahli sejarah Yahudi, Herodes dipukul dengan rasa sakit yang hebat dan menerima kematiannya yang akan segera terjadi. Dia mengalami sakit jantung dan sakit di perutnya, dan meninggal setelah lima hari.
Entah bagaimana tanggapan rakyat Israel waktu itu. Kabarnya, Herodes sendiri dalam sakitnya marah kepada rakyat karena menganggap suaranya adalah suara dewa. Namun, Lukas mencatat: ”Sementara itu, firman Allah makin tersebar dan makin banyak didengar orang.” Ya, firman Allah tak mungkin dibelenggu.
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.