Ibadah Murni

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 17 Desember 2023 | Yak. 1:27

”Ibadah yang murni dan yang tidak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya diri sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.”

Yakobus menegaskan bahwa ibadah murni dan tak bercacat adalah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam penderitaan mereka. Mungkin Yakobus sengaja mendorong pembacanya untuk meneladan Allah, Bapa kita. Dengan kata lain, kita menjadi bapak dari anak yang telah kehilangan ayah dan ibunya. Disebut murni karena memang tak mungkin mengharapkan balasan dari mereka. Artinya, sungguh sepi pamrih. Juga ketika kita memperhatikan para janda. Itu berarti bersikap seperti Bapa yang menjadi pelindung bagi mereka.

Konteks semuanya itu adalah di hadapan Allah. Artinya, tak ada yang bisa disembunyikan. Semua serba transparan karena Allah memang Mahatahu. Jadi bukan ibadah menurut pandangan manusia, tetapi menurut pandangan Allah.

Dan tentu saja, manusia melihat apa yang tampak, sedangkan Allah melihat hati. Kelihatannya Yakobus hendak mengajak kita juga untuk belajar memperhatikan yang miskin dari yang termiskin. Tak hanya miskin harta, tetapi juga miskin perhatian.

Namun, Yakobus mengajak pembacanya juga tetap awas terhadap diri mereka sendiri. Mereka perlu menjaga hati, pikiran, dan tubuhnya agar tetap murni di hadapan Allah. Tak terlalu mudah memang, namun bukan kemustahilan.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/A. Lal