Iri Hati


18 November 2022,
(Kis. 17:5-9),
”Tetapi orang-orang Yahudi menjadi iri hati dan dengan bantuan beberapa penjahat yang berkeliaran di pasar, mereka mengadakan keributan dan mengacau kota itu. Mereka menyerbu rumah Yason dengan maksud untuk menghadapkan Paulus dan Silas kepada sidang rakyat. Tetapi ketika mereka tidak menemukan keduanya, mereka menyeret Yason dan beberapa saudara ke hadapan pembesar-pembesar kota, sambil berteriak, “Orang-orang yang mengacaukan seluruh dunia telah datang juga kemari, dan Yason menerima mereka menumpang di rumahnya. Mereka semua bertindak melawan ketetapan-ketetapan Kaisar dengan mengatakan bahwa ada seorang raja lain, yaitu Yesus.”
Kerusuhan yang terjadi di Tesalonika bermula dari rasa iri. Orang-orang Yahudi iri melihat sejumlah besar orang Yunani—yang sebelumnya simpatisan agama Yahudi—menjadi percaya kepada Yesus Kristus.
Namun demikian, ketimbang mereka introspeksi diri, mereka lebih suka menggunakan preman pasar untuk mengadakan kerusuhan di kota. Mereka dengan sengaja menyerbu rumah Yason untuk membawa Paulus dan Silas kepada sidang rakyat. Sepertinya mereka berharap tindakan itu dapat memberi rasa takut kepada para pengikut Kristus.
Dengan sengaja mereka menuduh orang Kristen telah melakukan tindakan makar terhadap pemerintahan Romawi. Tuduhannya memang tidak main-main—mereka dianggap telah mengangkat Yesus sebagai raja mereka. Dan yang namanya massa pasti mudah tersulut dengan hoaks. Bukankah kalau mau ditelusuri Yesus Orang Nazaret tidak ada lagi secara fisik di dunia? Akan tetapi, yang namanya hoaks, yang dicampur rasa iri, tentu sulit dikendalikan.
Dan penduduk kota dan para pembesar Tesalonika menjadi gempar. Ujung-ujungnya mereka menuntut Yason dan orang-orang percaya memberikan jaminan. Ya, ujung-ujungnya duit juga.
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.
Sumber Foto: Unsplash/Ajijchan