Jemaat di Antiokhia

19 Oktober 2022,
(Kis. 11:19-24),
”Sementara itu saudara-saudara seiman yang tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus, menyingkir sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. Akan tetapi, di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang berbahasa Yunani dan memberitakan tentang Tuhan Yesus. Tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan.”
Injil adalah Kabar Baik. Dan kabar baik tak mungkin disembunyikan. Si pembawa kabar baik cenderung memberitakannya kepada orang-orang yang ditemuinya. Dan ketika diberitakan kembali hakikat kabar mendapatkan namanya. Aneh rasanya, jika yang namanya kabar itu tidak diberitakan kembali.
Lagi pula, ini bukan sembarang kabar. Ini kabar baik. Kadang untuk kabar buruk kita merasa perlu mencari cara untuk memberitakannya agar si pendengar tidak terlalu terkejut. Namun, kita toh tetap memberitakannya. Namanya juga kabar.
Itulah yang terjadi dalam diri para pengikut Yesus yang karena penganiayaan terpaksa keluar dari Yerusalem. Berstatus buron—dan rasa khawatir ditangkap orang Yahudi pasti ada—mereka memberitakan kabar baik tentang Yesus Orang Nazaret di Antiokhia, tak hanya kepada orang Yahudi, namun juga kepada orang Yunani. Dengan kata lain, Roh Kudus ternyata tak hanya mengilhami dan menolong Filipus, juga Petrus, dalam pemberitaan kabar baik yang memberitakan Yesus Kristus kepada orang-orang di luar Yahudi, tetapi juga orang-orang percaya yang mungkin tidak diketahui namanya.
Namun, kabar tentang orang-orang yang menjadi percaya itu sampai ke telinga para rasul di Yerusalem, sehingga mereka mengutus Barnabas ’Anak Penghiburan’ ke Antiokhia. Lukas mencatat: ”Setelah Barnabas datang dan melihat anugerah Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua dengan kesungguhan hati setia kepada Tuhan, karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Lalu banyak orang dibawa kepada Tuhan.”
Keberadaan Barnabas di Antiokhia sedikit banyak meneguhkan kepercayaan jemaat di Antiokhia kepada Yesus Kristus. Dan itu tidak terlepas dari kenyataan bahwa Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Jelaslah, Barnabas sungguh pribadi berkualitas.
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.