Jembatan

Pertama kali saya mengunjungi Pulau Madura pada 1986. Saat itu satu-satunya cara untuk pergi ke sana adalah dengan menggunakan feri. Dari Pelabuhan Tanjung Perak hingga sampai di Pulau Madura diperlukan waktu sekitar satu jam, tergantung pada cuaca dan jenis feri yang digunakan.
Tiga dekade kemudian ketika berkunjung ke tempat yang sama, selain jalur laut terdapat jalur darat, yaitu melalui Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) yang diresmikan pada 2009. Konon jembatan yang dibangun di atas Selat Madura ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia. Dengan terhubungnya kedua pulau—Jawa dan Madura—dapat mendorong percepatan Pembangunan di Pulau Madura yang sebelumnya tertinggal dalam berbagai bidang kehidupan.
Jembatan merupakan penghubung atau perantara antara dua hal yang berbeda. Lalu apa kaitannya dengan orang percaya? Diperlukan sebuah penghubung antara iman dan perbuatan. Seseorang boleh saja rajin pergi ke tempat ibadah, aktif melayani, rajin mempelajari Alkitab, namun dalam kehidupan nyata masih sering berlaku kasar, tidak sabar, pilih kasih, tinggi hati, dan masih berkompromi dengan hal-hal yang tidak Tuhan kehendaki. Itu pertanda bahwa ada kesenjangan antara sesuatu yang diimani dengan praktik dalam kehidupan sehari-hari. Diperlukan sebuah penghubung sehingga orang beriman dimampukan untuk mempraktikkan imannya dalam kehidupan nyata.
Pertobatan adalah sebuah jembatan yang dapat mendorong kita menaati dan menghidupi firman-Nya. Dengan ketaatan kepada firman Tuhan, kita akan memperhatikan tutur kata, pikiran, dan perbuatan agar selalu selaras dengan kehendak Tuhan sehingga dimampukan untuk hidup bermakna, berdampak positif bagi sesama maupun semesta. Jembatan pertobatan menolong kita mencapai tujuan hidup yang sejati, yaitu memuliakan Tuhan dalam hidup ini.
Yudi Hendro Astuti | Sobat Media
Foto: Istimewa