Jeram

Arus Sungai Progo itu begitu deras, sehingga perahu karet yang kami naiki terguncang begitu hebat bahkan bergerak miring dan memutar membawa kami sekeluarga mengarungi jeram di antara bebatuan, menyusuri sungai yang berkelak-kelok sepanjang kurang lebih 8 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Ditemani oleh pemandu yang sudah berpengalaman, dengan mengenakan rompi pelampung kami menikmati kebesaran Tuhan melalui petualangan arung jeram di Magelang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arung jeram merujuk pada kegiatan mengarungi sungai yang berarus deras menggunakan perahu karet. Henry David Thoreau seorang penulis dan filsuf dari Amerika Serikat menuliskan, ”Waktu adalah sungai yang kita arungi, tetapi hanya orang bijak yang memilih arusnya sendiri.” Thoreau menjelaskan bahwa waktu mengalir tanpa henti, namun hidup bukan hanya tentang mengikuti arus, tetapi tentang mengarahkan perahu menuju tujuan yang bermakna, memilih ”arus” yang selaras dengan nilai dan impian kita.
Bagaimana dengan hidup orang percaya? Seperti seorang seniman yang setiap goresan kuasnya memiliki tujuan, demikian pula ketika Tuhan menciptakan detail hidup kita. Perasaan, pikiran, talenta, dan keunikan kita dirancang untuk sebuah tujuan. Dalam setiap kita Tuhan menanamkan misi-Nya. Kita diselamatkan untuk melakukan pekerjaan baik yang sudah dipersiapkan sebelumnya, sehingga melalui pekerjaan itu dunia mengenal Allah.
Selalu saja ada godaan dalam kehidupan yang dapat melemahkan iman, sehingga bukannya tugas panggilan yang kita kerjakan. Kesenangan pribadi justru lebih kita kedepankan hingga tidak punya waktu lagi untuk mengerjakan tugas panggilan. Jangan sampai kita kehilangan arah apalagi hanyut dalam jeram dunia yang menyesatkan. Mari dengan hikmat Tuhan kita menghidupi misi Tuhan dalam diri kita dengan setia.
Yudi Hendro Astuti | Sobat Media
Foto: visitingjogja