Jerit Keputusasaan Paulus

Sabda-Mu Abadi | 5 Maret 2023 | Rm. 7:13-20
”Jika demikian, apakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi, supaya nyata sebagai dosa, dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa luar biasanya nyatanya sebagai dosa. Sebab, kita tahu bahwa hukum Taurat bersifat rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa. Sebab apa yang aku lakukan, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku lakukan, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku lakukan” (Rm. 7:13-15). Demikianlah jerit keputusasaan Paulus.
Menarik disimak, keluhan ini bukanlah keluhan Paulus terhadap orang lain. Tidak. Paulus tidak menyalahkan orang lain. Ia juga tidak berniat mencari kambing hitam atas kegagalannya melakukan apa yang baik. Satu-satunya pribadi yang dipersalahkan Paulus adalah dirinya sendiri.
Inilah kenyataan dosa. Dosa merupakan keadaan putusnya hubungan antara manusia dan Allah. Kala manusia memutuskan hubungan dengan Allah, dia cenderung melakukan apa yang jahat. Dan itulah yang dinyatakan Paulus pada kalimat-kalimat berikutnya.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Saya tahu bahwa tidak ada sesuatu pun yang baik di dalam diri saya; yaitu di dalam tabiat saya sebagai manusia. Sebab ada keinginan pada saya untuk berbuat baik, tetapi saya tidak sanggup menjalankannya. Saya tidak melakukan yang baik yang saya ingin lakukan; sebaliknya saya melakukan hal-hal yang jahat, yang saya tidak mau lakukan.” Semakin berusaha melakukan yang baik, Paulus menemukan bahwa ia semakin tidak mungkin melakukannya.
Itulah pengakuan Paulus. Dia ingin melakukan apa yang baik, tetapi yang jahatlah yang diperbuat. Inilah pengalaman hidup Paulus. Dan sedikit banyak itu jugalah pengalaman kita.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Erda E.