Ketika Kelam Menyapa

Published by Admin on

Hidup sebagai orang percaya bukan berarti selalu nyaman, terkadang Tuhan mengizinkan umat-Nya mengalami berbagai pergumulan sebagai sarana untuk melatih umat-Nya agar memiliki cara hidup Kristus, menjadi pribadi seperti yang Tuhan kehendaki dan semakin bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Menghadapi pergumulan identik dengan menghadapi masa kelam atau masa suram. Itu sebabnya perlu penyerahan diri kepada Tuhan agar dipimpin dan dimampukan melewati pergumulan tersebut.

Ketika kelam menyapa, kita dapat mengingat kembali karya-karya Tuhan di tengah pergumulan hidup kita. Hal tersebut dapat menolong kita memperoleh kekuatan kembali untuk berani berpengharapan di tengah pergumulan karena ternyata Tuhan memampukan kita untuk melewati itu semua hingga kita kerap tercengang-cengang dibuat-Nya. Sebagaimana firman-Nya, Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah (Luk 18:27), bahkan hal yang tak terpikirkan oleh manusia bisa terjadi dalam hidup kita.

Bagaimana dalam kehidupan bernegara? Dinamika perpolitikan di negeri ini sedang bergolak dari euforia peringatan HUT kemerdekaan, 17 Agustus, seminggu kemudian ada gejolak demontrasi besar-besaran mahasiswa dan masyarakat sipil yang prihatin terhadap ketidakberesan penguasa negeri.

Lalu bagaimana masa depan negeri ini? Inilah momen yang tepat untuk mengingat kembali karya kebaikan yang Tuhan lakukan untuk negeri kita di masa lampau.  Kemerdekaan Indonesia adalah anugerah Tuhan yang patut disyukuri, oleh-Nya kita dibebaskan dari penjajahan. Dengan mengingat kembali karya dan anugerah Tuhan untuk negeri ini, kita memperoleh keberanian, kekuatan, dan pengharapan dalam menghadapi permasalahan saat ini.

Mari memohon pertolongan Tuhan agar negeri ini dipulihkan, dan mari kita wujudnyatakan tugas panggilan kita, yaitu hidup dalam kasih, kebenaran, dan kekudusan serta terus bersemangat dalam berkarya demi kemuliaan-Nya.

Yudi Hendro Astuti | Sobat Media

Foto: Unsplash/Fajar Grinanda

Categories: Tala