Kitab Terbuka

Published by Admin on

Di sela-sela aktivitas pernahkan kita mengambil waktu sejenak untuk merenung kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan dari diri sendiri seperti: Sudah berapa lama kita memercayai Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat kita? Sudah berapa ratus kali kita menyimak pemberitaan firman Tuhan? Seberapa banyak firman Tuhan yang dapat kita pahami dan terwujud dalam gaya hidup kita sehari-hari? Seperti apa perubahan karakter kita sejak mengenal Tuhan Yesus hingga saat ini? Sudah berapa banyak orang yang percaya kepada Kristus karena mereka melihat perubahan perilaku hidup kita? Sejauh mana dunia berubah menjadi lebih baik dengan keberadaan kita?

Pertanyaan-pertanyaan di atas mengingatkan kita sejauh mana dampak keberadaan kita dirasakan oleh dunia yang saat ini sudah cemar baik manusia maupun lingkungan yang ada di sekitarnya. Di era yang memperlihatkan bahwa kebenaran dibengkokkan, aturan dijungkirbalikkan, etika dan moralitas hampir hilang, orang yang berbuat jahat malah mendapatkan pangkat, tetapi orang yang jujur malah ditertawakan, penduduk bumi semakin padat, suhu udara semakin panas, udara semakin kotor, penuh sampah dan alam semakin rusak karena keserakahan manusia yang mengakibatkan banyak bencana; manusia memerlukan pertobatan dan dunia membutuhkan terang Tuhan sehingga kabar baik sudah selayaknya diserukan dan Injil Kristus perlu dibagikan.

Setiap orang memiliki kisah yang berbeda-beda dalam mengenal Tuhan Yesus. Mereka memahami kebenaran firman Tuhan melalui upaya orang lain seperti teman, orang tua, pendeta, guru, pembina atau penulis. Mereka menekuninya dengan berbagai cara misalnya selalu menuliskan hal yang penting dalam khotbah atau buku rohani yang dibacanya lalu merefleksikan dan membagikannya dalam banyak kesempatan.

Akan tetapi, sayangnya, ada banyak orang Kristen yang enggan mengabarkan Injil. Barangkali karena ragu, tidak tahu caranya atau takut akan risikonya. Padahal setiap Kristen dipanggil untuk  mewartakan Injil Kristus kepada semua orang melalui berbagai media dan cara. Tuhan pun tidak pernah membiarkan dan meninggalkan umatnya berjibaku sendirian.

Dalam perkembangan dunia yang luar biasa ini banyak orang menggandrungi media sosial. Melaluinya pewartaan Injil Kristus menjadi sangat terbuka karena jutaan pengguna media sosial selalu berpetualang di dunia maya. Itu sebabnya diperlukan media yang dapat mengenalkan mereka pada kasih Kristus dan membawa mereka percaya kepada-Nya. Tantangannya adalah mereka akan tahu bahwa kita adalah murid Kristus ketika mereka melihat kasih Kristus nyata dalam setiap tindakan kita. Kasih Kristus terpancar dalam setiap karya dan perubahan hidup kita. Perubahan hidup itu membuat banyak orang melihat Yesus lewat pertobatan kita.

Mewartakan kabar baik adalah menceritakan kasih Tuhan yang kita alami dan rasakan kepada setiap orang. Bukan hanya melalui perkataan saja, tetapi juga melalui tindakan nyata dan perilaku hidup kita setiap hari. Hidup orang percaya seperti kitab yang terbuka yang bisa dibaca oleh sesama. Oleh karena itu, hidup benar mutlak adanya. Seperti lirik dalam NKB 204 berikut ini:

Di dunia yang penuh cemar; antara sesamamu
hiduplah saleh dan benar. Nyatakan Yesus dalammu.

Refrein:

Nyatakan Yesus dalammu, nyatakan Yesus dalammu;
sampaikan Firman dengan hati teguh, nyatakan Yesus dalammu.
Hidupmu kitab terbuka dibaca sesamamu;
apakah tiap pembacanya melihat Yesus dalammu?

Pujian ini menjadi refleksi bagi kita, bagaimana kita menjalani hidup kekristenan. Apakah hidup kita sudah menjadi kitab terbuka yang mencerminkan identitas diri sebagai murid Kristus? Mari dengan pertolongan dan hikmat Tuhan kita membagikan Injil Kristus dan menyerukan kabar baik hingga kebenaran itu terwujud dan suasana surga terjadi di bumi. Amin.

Yudi Hendro Astuti | Sobat Media

Foto: Unsplash/Ioann MK.

Categories: Tala