Masalah Jemaat Antiokhia

Published by Admin on

4 November 2022,
(Kis. 15:1-2),

”Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara seiman di situ, ’Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.’ Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan persoalan itu.”

Warga jemaat di Antiokhia resah dengan munculnya isu di tengah persekutuan. Isunya bukanlah ancaman pengucilan, pengejaran, dan penganiayaan dari pihak orang Yahudi. Mereka sudah biasa dengan isu macam begitu. Sebagai pengikut Kristus, mereka telah siap menghadapinya.

Isunya tak ada kaitannya dengan pihak luar, namun sangat mendasar karena bersangkut dengan iman. Beberapa orang dari Yerusalem mengajarkan suatu ajaran yang sangat berbeda dengan yang mereka terima dari Paulus dan Barnabas. Pokok ajaran mereka adalah setiap orang percaya harus disunat menurut adat istiadat yang diwariskan Musa, agar mereka dapat diselamatkan.

Warga jemaat di Antiokhia—yang kebanyakan adalah orang-orang non-Yahudi—merasa bingung dan gelisah. Mereka kembali bertanya-tanya. Apakah mereka telah diselamatkan? Apakah mereka perlu disunat agar selamat? Apakah keselamatan tergantung dari tindakan manusia? Padahal sebelumnya, Paulus dan Barnabas mengajarkan bahwa kepercayaan mereka kepada Yesus Kristus itu cukup.
Bahkan dengan tegas Paulus menyatakan bahwa mereka tidak perlu melakukan tindakan-tindakan lahiriah untuk mendapatkan keselamatan. Keselamatan adalah anugerah Tuhan sendiri. Lalu, ajaran manakah yang benar?

Menanggapi ajaran yang membingungkan ini, Paulus dan Barnabas dengan keras menolaknya. Namun, semua itu tidaklah cukup. Mungkin saja ada warga jemaat, yang terpengaruh dengan ajaran baru, akhirnya malah meragukan jabatan kerasulan Paulus dan Barnabas.

Jemaat di Antiokhia akhirnya mengambil keputusan untuk menuntaskan masalah tersebut, dengan mengirimkan Paulus, Barnabas, dan beberapa warga jemaat pergi ke Yerusalem. Masalah tidak dapat dibiarkan tetap tinggal masalah. Masalah harus diselesaikan. Meski mereka sadar bahwa hal tersebut pastilah akan menimbulkan konflik antara jemaat Antiokhia dengan jemaat Yerusalem. Mereka tetap berkeyakinan bahwa masalah tidak boleh didiamkan begitu saja. Masalah harus dibicarakan, dan tidak boleh diyakini akan hilang dengan sendirinya.

Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.

Sumber Foto: Unsplash/Alexander Fagaulin

Categories: Membarukan