Mata

Sabda-Mu Abadi | 22 Januari 2025 | Mrk. 9:47-48
”Jika matamu menyebabkan engkau berdosa, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulatnya tidak mati dan api tidak terpadamkan.”
Mata adalah indra penglihat. Fungsinya tentu saja untuk melihat. Dan melihat bisa membuat manusia jatuh ke dalam dosa.
Kita juga punya istilah kata majemuk ”mata duitan” yang berarti loba akan uang; ”mata gelap” yang berarti tidak dapat berpikir terang; ”mata keranjang” yang berarti sifat yang selalu merasa berahi apabila melihat lawan jenis, dan “mata keranjang” semua memang terdiri atas tiga kata ”mata ke ranjang”.
Tentu saja ada kata majemuk yang bersifat positif, seperti: ”mata nurani” yang berarti rasa hati yang paling dalam; ”mata pencarian” yang berarti pekerjaan atau pencarian utama (yang dikerjakan untuk biaya hidup sehari-hari).
Karena itu, dengan keras Yesus mengingatkan, dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, ”Kalau matamu menyebabkan engkau berdosa, cungkillah mata itu! Lebih baik engkau masuk Dunia Baru Allah tanpa satu mata, daripada engkau dengan kedua belah matamu dibuang ke dalam neraka.”
Pertanyaannya: Apakah Sang Guru sungguh-sungguh ingin kita mencungkil mata kita? Menurut John Stott, yang dimaksud Yesus dengan pencungkilan mata adalah jika mata menyebabkan kita berbuat dosa, janganlah lihat.
Namun, tentu saja kita tidak boleh ”tutup mata” atau tidak melihat kejahatan, kekerasan, kesengsaraan sesama berlangsung di depan mata kita. Untuk hal-hal macam begini, kita dipanggil untuk bertindak.
Ya, sejatinya kita dipanggil untuk melihat dengan mata Allah. Melihat sebagaimana Allah melihat.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Berikut link untuk mendengarkan versi siniar:
n.b.: Dukung pelayanan digital via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!