Mengapa Engkau Menganiaya Aku?
7 Oktober 2022,
(Kis. 9:3-9),
”Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan mendengar suara yang berkata kepadanya, ’Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?’ Jawab Saulus, ’Siapa Engkau, Tuan?’ Kata-Nya, ’Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.’”
Demikianlah sapaan Yesus yang bangkit kepada Saulus. Saulus belum pernah berjumpa dengan Sang Guru. Namun, sapaan itu memperlihatkan bahwa Yesus terhubung dengan Saulus. Dan hubungannya adalah antara penganiaya dan korban.
Namun, tentu saja, Saulus berpikir bahwa dia bukanlah penganiaya. Bagaimanapun dia percaya bahwa apa yang dilakukannya sungguh benar. Dia merasa itulah yang harus dilakukannya sebagai seorang Yahudi, yakni membasmi semua pengikut Kristus. Dia merasa melakukan kehendak Allah.
Karena itu, bisa dipahami mengapa Yesus tidak hanya menyapa Paulus, tetapi langsung memberikan perintah kepada-Nya. Pada titik ini Yesus langsung menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan. Perhatikan ucapan Tuhan Yesus selanjutnya: ”Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.”
Jelaslah di sini, Yesus Orang Nazaret memperlihatkan dirinya sebagai Penguasa. Dia memerintahkan Saulus untuk bangun dan tetap pergi ke Damsyik, namun bukan sebagai penganiaya jemaat, tetapi sebagai tawanan Allah; bukan sebagai orang merdeka, tetapi sebagai hamba Allah; bukan dengan mata yang mengobarkan kebencian, tetapi dengan mata yang pasrah bongkokan karena buta.
Dan uniknya Saulus langsung taat. Dalam pembelaannya kepada Herodes Agripa nantinya Saulus berkata, ”Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat.” (Kis. 26:19).
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.