Menikmati Perjalanan Kehidupan

Published by Admin on

Liburan akhir tahun lalu kami sekeluarga menyempatkan diri untuk menikmati sendratari di area Candi Prambanan. Sekitar pukul sepuluh malam kami kembali ke penginapan yang berlokasi di sekitar GKI Gejayan Yogyakarta. Karena rute jalan besar macet, kami mengambil rute yang berbeda, dengan panduan Google Map. Malam itu kami memberanikan diri menggunakan rute yang belum pernah kami lalui.

Tak disangka ternyata jalan yang kami lalui begitu sempit dan gelap. Kami melewati sawah, ladang, jembatan. Sesekali dari jauh terlihat kelap-kelip lampu dari perkampungan. Di tengah keheningan malam, kami bergulat dengan pikiran masing-masing. Ada rasa ragu dan khawatir. Ketidakpastian ini membuat waktu terasa begitu lama. Mengapa begitu sepi dan tak satu pun kendaraan berpapasan dengan kami? Ataukah kami kesasar? Sempat kami berpikir untuk kembali ke Prambanan dan mengambil rute jalan besar. Namun, ternyata kami tetap memilih untuk bertahan dan terus mengikuti panduan dan akhirnya kami selamat sampai tujuan.

Bagaimana dengan perjalanan kehidupan kita sebagai orang percaya? Siapakah yang menuntun kehidupan kita setiap hari? Tak dimungkiri, kadang-kadang kita mengalami kesulitan yang membuat kita ragu bahkan bingung. Apakah jalan yang kita tempuh ini adalah benar dan merupakan tuntunan dari Tuhan? Mengapa begitu sulit dan terjal serta penuh ketidakpastian? Bahkan, sering kali kita hampir menyerah.

Dalam Amsal 16:9 tertulis, Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya. Dengan firman-Nya, Tuhan menuntun langkah dan memampukan kita untuk bertahan dalam penderitaan. Melalui berbagai pergumulan hidup, Tuhan membentuk kita seturut kehendak-Nya dan kita dimampukan menikmati perjalanan kehidupan hingga sampai pada tujuan, yaitu memuliakan nama-Nya.

Yudi Hendro Astuti | Sobat Media

Foto: Unsplash/joshua-kettle