Mulanya Kecil Saja
Sabda-Mu Abadi | 20 November 2024 | Mrk. 4:30-32
”Kata-Nya lagi, ’Dengan apa kita hendak mengumpamakan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Kerajaan itu seumpama biji sesawi ketika ditaburkan di tanah. Biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Namun, setelah ditaburkan, benih itu tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”
Mulanya kecil saja. Biji sesawi hanya satu milimeter saja panjangnya. Akan tetapi, ketika ditaburkan, dia akan menjadi pohon sesawi yang tingginya bisa mencapai 3 meter. Dari 1 milimeter mencapai 3.000 mm. Perubahannya mencapai 3.000 kali lipat. Itu baru tajuknya, belum lagi sistem perakarannya.
Biji sesawi itu kecil. Namun, dari sesuatu yang kecil itu bisa berubah bisa menjadi tumbuhan besar. Yang dimaksudkan Tuhan Yesus dengan biji sesawi bukanlah sawi yang kita kenal di Indonesia. Tumbuhan sesawi merupakan tumbuhan keras yang besar.
Tak hanya itu, yang juga menarik, biji sesawi itu tak hanya menjadi besar, tetapi cabang-cabangnya sedemikian rindang sehingga menjadi rumah bagi burung-burung di udara. Pohon sesawi itu malah menjadi sebuah ekosistem tersendiri, di mana burung-burung beranak pinak di situ. Tak hanya menjadi besar, tetapi, lebih dari itu, menjadi berkat.
Oleh karena itu, jangan anggap remeh yang kecil-kecil itu. Jika kita melihat hal-hal kecil, baiklah kita memandangnya menurut cara pandang Allah. Dan itulah nilai-nilai Kerajaan Allah.
Itu berarti, seseorang yang hidup di dalam Kerajaan Allah perlu belajar dari hal kecil dan menghargainya. Persoalannya, manusia kadang hanya memperhatikan hal-hal besar. Dan sering kali lupa bahwa hal besar dimulai dari hal kecil. Hal-hal sepele.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:
Foto: Unsplash/Katrin Hauf