Peduli Negeri

Published by Admin on

Sebuah keprihatinan yang mendalam atas bencana banjir bandang dan longsor masal yang telah menyapu beberapa wilayah di Sumatera. Air, lumpur, batu, dan pepohonan telah meluluhlantakkan hunian, sawah, ladang, dan sarana umum lainnya yang membawa banyak korban jiwa serta mendatangkan derita bagi masyarakat terdampak. Duka ini dirasakan oleh seluruh bangsa dan memerlukan upaya keras untuk pemulihannya.

Isu lingkungan yang terus digaungkan di kalangan masyarakat justru menjadi paradoks ketika melihat fakta jutaan hektar rimba mengalami deforestasi atau penggundulan hutan secara permanen. Kekayaan alam Indonesia yang seharusnya digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, kini tinggal narasi belaka karena para elite mengedepankan kepentingan pribadi yang mendatangkan nestapa bagi rakyatnya.

Di tengah kegelisahan, kepedihan, pilu dan geram, banyak generasi muda peduli kepada negerinya. Ada yang hadir memberi pemikiran, menjadi sukarelawan, menggalang dana untuk menolong masyarakat terdampak bahkan membersamai mereka, kepedulian terhadap sesama begitu terasa.

Seorang pakar pendidikan ternama di dunia dan penulis buku-buku tentang inovasi pendidikan menuliskan: ”Dunia tidak lagi peduli apa yang Anda ketahui. Dunia peduli apa yang bisa Anda lakukan dengan apa yang Anda ketahui.” Sebuah apresiasi layak diberikan kepada anak bangsa yang terus berupaya membenahi negeri yang tengah porak-poranda dengan apa yang mereka bisa. Bencana ini mereka jadikan kesempatan untuk memberikan sumbangsih, menyongsong harapan untuk mewujudkan alam yang lestari dan terjaga. Sebab, bumi dan segala isinya, serta dunia dan semua yang ada di dalamnya adalah milik Tuhan. 

Dengan bahu-membahu antarlintas generasi diharapkan tercapai cita-cita bangsa, yaitu masyarakat yang hidup damai sejahtera sehingga generasi berikutnya menjadi bangga sebagai anak Indonesia dan melaluinya nama Tuhan dimuliakan.

Yudi Hendro Astuti | Sobat Media

Foto: Unsplash/Dieny Portinanni

Categories: Tala