Pekerjaan Mulia

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 1 Juni 2023 | 1Tim. 3:1

”Benarlah perkataan ini, ’Orang yang menghendaki jabatan pengawas jemaat menginginkan pekerjaan yang mulia.’”

Jabatan pengawas jemaat atau penatua pada masa itu—juga masa kini—sepertinya memang dianggap tidak menguntungkan. Ini pekerjaan pro Deo. Arti harfiahnya adalah untuk Allah; namun kebanyakan orang mengartikannya sebagai dengan cuma-cuma atau gratis.

Nah, Paulus sepertinya hendak membantah anggapan itu. Memang tidak ada bayarannya. Namun, Paulus menyatakan dengan jelas bahwa jabatan pengawas jemaat atau penatua itu sesuatu yang mulia. Kemuliaan jabatan itu terletak pada kenyataan bahwa orang yang menjabatnya adalah rekan sekerja Allah. Dan karena Allah itu mulia, logislah jika rekan kerjanya turut mulia. Kemuliaan Allah—Sang Pemilik jemaat—membuat jabatan itu, juga yang menjabat, sungguh mulia.

Sehingga wajar jika Paulus menyatakan, dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, ”Sungguh benar perkataan ini, ’Orang yang ingin menjadi penilik jemaat, menginginkan suatu pekerjaan yang sangat berharga.’” Ya, orang yang menjadi penatua semestinya menginginkan suatu pekerjaan yang sangat berharga. Dengan kata lain, dia perlu terus menjadikan pekerjaan itu mulia.

Berkait dengan kemuliaan jabatan itu, pertama dan terutama, berada dalam diri Allah yang mengaruniakan jabatan tersebut. Kedua, tentu saja berada dalam diri pribadi yang menjabatnya. Bisa jadi orang lain tidak melihat, atau bahkan melecehkan, kemuliaan itu. Namun demikian, setiap orang yang menjabatnya semestinya tidak ikut-ikutan menyepelekan jabatan itu atau menjadikannya bahan candaan.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Palden G.