Pembelaan Paulus
16 November 2022,
(Kis. 16:35-40),
”Setelah hari siang pembesar-pembesar kota menyuruh pejabat-pejabat kota pergi kepada kepala penjara dengan pesan, ’Lepaskanlah kedua orang itu!’ Kepala penjara meneruskan pesan itu kepada Paulus, katanya, ’Pembesar-pembesar kota telah menyuruh melepaskan kamu; jadi keluarlah kamu sekarang dan pergilah dengan damai!’ Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu, ’Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warga negara Roma, di depan umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar.’”
Bisa jadi para pembesar kota itu sudah mengetahui peristiwa yang terjadi dalam penjara Filipi. Dan karena itu, kemungkinan mereka bersalah atas perlakuan mereka kepada Paulus dan Silas. Sehingga mereka meminta kepala penjara melepaskan Paulus dan Silas.
Namun demikian, Paulus dan Silas menolaknya. Dengan tegas Paulus menegaskan bahwa mereka dihukum tanpa pengadilan dan sekarang bermaksud melepaskan secara diam-diam. Paulus dengan sengaja menyatakan kepada umum bahwa dia adalah warga negara Roma. Dan memang tak boleh ada yang menghukum warga negara Roma tanpa pengadilan. Semua orang Roma memahami hal tersebut.
Dengan menyatakan demikian, sepertinya Paulus hendak menegaskan pentingnya berpikir sebelum bertindak. Jika ada berita, apa pun itu, penting untuk klarifikasi sebelum bertindak. Tampaknya Paulus sengaja memberi pelajaran kepada para pembesar kota Filipi. Akhirnya para pembesar itu meminta maaf kepada Paulus dan Silas dan memohon keduanya pergi dari kota itu.
Paulus memang pergi dari Filipi. Namun demikian, tidak ada yang sia-sia. Lidia dan kepala penjara itu telah percaya kepada Kristus. Sepertinya mereka berdua adalah cikal bakal jemaat di Filipi.
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.
Foto: Unsplash/Luis Quintero