Penganiayaan Hebat

Published by Admin on

30 September 2022,
(Kis. 8:1b-4),

”Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat.”

Kematian Stefanus adalah momentum. Momentum penganiayaan yang terstruktur, masif, dan terencana. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Hari itu juga jemaat di Yerusalem mulai dikejar-kejar, sehingga semua orang beriman, kecuali rasul-rasul, terpencar-pencar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.” Semua terpencar. Tetap tinggal di Yerusalem bukanlah tindakan arif.

Pertanyaannya: Mengapa para rasul tetap bertahan di Yerusalem? Mengapa mereka tidak ikut mengungsi? Meskipun, tentu saja, mereka harus bergerilya agar tidak tertangkap. Jawaban pastinya tentu kita tidak tahu. Kita hanya bisa menduga-duga.

Bisa jadi para rasul memercayai bahwa tetap bertahan di Yerusalem, meski bukan tanpa risiko, merupakan tindakan strategis. Bagaimanapun, Yerusalem adalah pusat bangsa Yahudi. Dan kekristenan berakar pada bangsa Yahudi. Dan Yerusalem adalah pusat iman. Keberadaan para rasul di Yerusalem mungkin diharapkan memperkuat iman orang-orang yang telah berpencar ke seluruh Yudea dan Samaria.

Kemungkinan para rasul memegang perintah Yesus untuk menjadi saksi mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria, hingga ujung bumi. Yerusalem tak boleh ditinggalkan. Meski, sekali lagi, bukan tanpa kesulitan.

Dan kesulitan terbesar ada pada diri seorang muda yang bernama Saulus. Lukas mencatat: ”Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.” Sepertinya Saulus meyakini bahwa apa yang dilakukannya seturut kehendak Allah, sehingga dia giat menangkap setiap orang Kristen.

Memang banyak yang ditangkap, namun banyak juga yang lolos. Dan yang lolos tak pernah melupakan hakikat bahwa mereka adalah pemberita Injil. Penjara dan kesulitan hidup tidak membuat mereka gentar. Kemungkinan besar karena mereka terpanggil untuk meneladan martir pertama: Stefanus.

Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.

https://open.spotify.com/episode/2PIAx7XZI6Jfgd5uPe22WE?si=hfK8J-i8R3GW9kEEqZJKyw&utm_source=copy-link
Categories: Membarukan