Perempuan Kanaan

Sabda-Mu Abadi | 28 Oktober 2025 | Mat. 15:21-28
”Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Lalu datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berteriak, ’Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud! Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.’ Namun, Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya, ’Suruhlah ia pergi, karena ia berteriak-teriak dan mengikuti kita.’ Jawab Yesus, ’Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.’ Tetapi, perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, ’Tuhan, tolonglah aku.’ Jawab Yesus, ’Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.’ Kata perempuan itu, ’Benar Tuhan. Namun, anjing itu juga makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.’ Lalu Yesus berkata kepadanya, ’Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.’ Seketika itu juga anaknya sembuh.”
Perempuan Kanaan itu sengaja menemui Yesus. Ia punya beban. Namun, sepertinya ia tahu beban anaknya lebih besar lagi. Karena itu, perempuan itu gigih berteriak. Bahkan, ketika Yesus mengatakan penolakan-Nya, ia mendekat dan menyembah Yesus.
Tak hanya itu, ia berani mendebat Sang Guru. Ketika Yesus berkata, ”Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”; ia tangkas berargumen: ”Benar, Tuhan. Namun, anjing itu juga makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.”
Demi kesembuhan anaknya perempuan itu berpikir keras soal jawab yang harus diberikannya. Ia tidak mutung saat Yesus menghinanya. Bahkan penghinaan itu dipandangnya sebagai akses untuk mendapatkan belas kasihan Sang Anak Daud. Yang penting anaknya sembuh. Lagipula, baik roti maupun remah-remah roti sesungguhnya sama-sama roti bukan?
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!