Description
Perjalanan duka. Kita tidak pernah memintanya, pun juga tidak bisa menghindarinya.
Ketika kehilangan seseorang yang paling berharga kesuraman menaungi perjalanan kehidupan. Ada perasaan tak lagi bisa melihat arti bahagia. Menarik diri dari semua aspek kehidupan. Menyendiri adalah salah satu bentuk respons karena tidak ada kesanggupan berinteraksi dengan sekitar. Semua terasa tidak berarti. Menutup pintu partisi karena tidak ada kekuatan mengungkapkan perasaan hati kepada orang lain.
Jurnal puisi pendek ini adalah media penolong jiwa yang sedang berkabung. Catatan segala pergolakan hati sebagai upaya menemukan ruang penghiburan. Sebuah ungkapan rasa kesedihan, kehilangan, rindu, dan cinta. Menolong mengelola emosi yang hancur. Mengendalikan pikiran agar tidak berhenti pada satu titik kesedihan. Memberikan kekuatan. Terapi pengobatan jiwa yang sedang sakit dan berduka.
Dengan keterbatasan nalar hanya bisa memercayakan pada Sang Pemilik Kehidupan segala misteri yang tidak bisa dipahami. Hanya menjalaninya meskipun itu menyakitkan. Pada satu batas tertentu membawa mata hati tertuju pada harapan di tengah kegelapan dan duka. Karena beriman bersedia berharap.
Trisno Li tinggal di BSD City, Tangerang Selatan. Sehari-hari bergiat sebagai pengusaha, business owner, dengan bidang keahlian reliability & safety pemeliharan sistem jaringan tenaga listrik.
Aktif terlibat pada kegiatan sosial maupun pelayanan di lingkungan gereja. Suka menulis; beberapa artikel pendek refleksi teologis pernah dimuat di Majalah Pelangi, GKI Serpong dan Matheo Renungan Harian STTBI Jakarta.
Memiliki minat dan passion pada teologi; tercatat sebagai alumni STTBI Jakarta dan KTD5 STFT Jakarta. Memiliki hobby traveling, photography, suka membaca buku-buku filsafat, sejarah, dan teologi. Aktif melukis dan memiliki koleksi karya pribadi modern art di Angsaiās studio, BSD City, Tangerang Selatan.
- Judul Buku: Lelayu Jurnal Puisi Pendek
- Penulis: Trisno Li
- Penerbit: Tangan Terbuka Media