Sama-sama Mengeluh

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 14 Maret 2023 | Rm. 8:22-23

”Sebab, kita tahu bahwa sampai sekarang segala ciptaaan sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.”

Sama-sama mengeluh. Segala ciptaan mengeluh, juga kita manusia. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia tertera: ”Kita tahu bahwa sampai saat ini seluruh alam mengeluh karena menderita seperti seorang ibu menderita pada waktu melahirkan bayi.”

Paulus mengibaratkan penderitaan itu sama seperti seorang ibu merasa sakit pada waktu melahirkan bumi. Kita tidak tahu alasan rasul dari Tarsus mengumpamakan penderitaan itu seperti sakit seorang ibu yang melahirkan bayi. Mungkin saja, Paulus memahami bahwa penderitaan itu memang tak tertahankan. Situasinya kritis, bahkan sang ibu pun bisa kehilangan nyawa.

Berkait alam, kita harus mengakui bahwa alam telah rusak, dan semakin rusak. Jika kita ke kebun binatang hari ini, dari semua hewan yang ada di kebun Binatang statusnya kebanyakan hampir punah. Itu baru hewan, kita juga tahu banyak spesies tumbuhan endemi yang malah sudah tidak terlihat lagi. Terakhir kita dengar bagaimana—demi hobi berkendara—orang tak peduli akan keberadaan edelwis rawa di Ranca Upas, Jawa Barat.

Tak hanya itu. Paulus menyatakan bahwa orang percaya pun menderita karena harus mempertahankan prinsip hidupnya di tengah dunia yang makin rusak. Penipuan antarmanusia makin menjadi. Dan sang korban sering menyalahkan diri sendiri karena merasa begitu bodohnya. Padahal yang harus disalahkan adalah si penipu, dan bukan dirinya. Sedikit banyak, ini tentu membuat kita merasa galau.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik link berikut untuk mendengarkan podcastnya: