Sampah

Bumi terasa semakin tidak sehat terlihat dari sampah-sampah yang menggunung di berbagai tempat. Sampah yang tidak dikelola secara benar dampaknya dapat kita rasakan, seperti aroma yang tidak sedap, timbulnya penyakit yang disebarkan oleh binatang maupun melalui udara dan air. Di musim hujan sampah merupakan salah satu penyebab banjir dan di musim kemarau sampah dapat memicu kebakaran karena gas metana yang dihasilkan oleh bahan organik di dalamnya.
Francis Bacon, filsuf Inggris yang sangat berpengaruh dalam filsafat alam dan perkembangan ilmu pengetahuan, menekankan bahwa ”Alam bukan untuk ditaklukkan, tetapi untuk dipahami karena kita adalah bagian darinya.” Banyak orang merasa jengah dengan persoalan sampah karena barangkali mereka juga tidak tahu harus mulai dari mana untuk mengatasinya. Namun, bisa dimulai dengan langkah kecil, yaitu dengan mempelajari, memahami, dan kemauan untuk menangani keberadaan sampah ini, dan ketika sudah menjadi kebiasaan sehari-hari niscaya sampah dapat diatasi bersama dan tidak menimbulkan bencana.
Sampah adalah sesuatu yang dibuang karena sudah tidak berguna lagi. Namun, di tangan orang yang tepat, sampah dapat diubah menjadi aneka produk fungsional dan estetis yang bernilai tinggi. Mulai dari kompos, ekoenzim, berbagai kerajinan tangan hingga aksesori, bahkan furnitur dan material konstruksi.
Seperti sampah manusia tidak ada nilainya ketika jatuh dalam dosa. Namun, di tangan Sang Kreator, manusia berproses bahkan menjadi rekan sekerja yang dikasihi-Nya. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, kebenaran ini memiliki makna bahwa ada kemuliaan dan hormat Allah dalam diri manusia, yang terpancar melalui sikap hidupnya. Karena itu, perintah Allah kepada manusia untuk memenuhi dan menaklukkan bumi merupakan perintah untuk merawat, menata, serta menghasilkan sesuatu yang bermakna. Marilah kita menjalankan tugas dan panggilan untuk terlibat dalam karya-Nya.
Yudi Hendro Astuti | Sobat Media
Foto: Freepik/macrovector