Setia Dalam Perkara Kecil
Saya tercekat membaca kabar bahwa Pdt. Em. Andar Ismail wafat. Betapa tidak? Melalui buku-buku beliaulah saya mendapatkan contoh-contoh tulisan. Menulis memerlukan wawasan yang luas, beliau dapat menguraikan hal yang susah menjadi mudah sehingga menarik untuk dibaca semua orang. Dalam menulis beliau memadukan antara hikmat dan pengetahuan. Pemilihan kata-katanya begitu tepat dan cara merangkaikannya begitu cermat, menggambarkan pribadi penulis yang disiplin, konsisten, berprinsip dan berkualitas.
Setiap kali menulis, Engkau duduk di sampingku
terkadang Kau hanya menatap terpaku
sering Kau membisikkan sesuatu
sekali-sekali Kau pegang tanganku.
Di atas adalah penggalan puisi dalam salah satu buku Seri Selamat, yaitu ”Selamat Berteman” yang menggambarkan pertemanan yang mesra antara Pak Andar dan Tuhan, termasuk di saat menulis. Beliau tidak hanya pribadi yang bertumbuh di dalam Tuhan, tetapi juga berbuah. Melalui buah karyanya dalam buku-buku itu banyak orang terinspirasi dan menemukan hikmat Tuhan.
Melayani melalui tulisan tidak harus menjadi seorang pendeta, jemaat juga boleh melakukannya. Bahkan saling melengkapi sebagai sarana untuk menerangi dunia seperti yang disampaikan oleh sastrawan Pramudya Ananta Toer, ”Sebagai penulis, kita memiliki kekuatan untuk mengubah dunia, maka gunakan kata-katamu dengan bijak dan tinggalkan jejak yang baik.”
Kini Pak Andar Ismail telah berada di surga bersama Bapa. Sebagai rasa hormat kepada Pak Andar, mari kita belajar menulis. Barangkali talenta kita kecil dalam menulis, namun kita perlu sungguh-sungguh mengusahakannya seperti tertulis dalam Lukas 16:10, ”Siapa yang setia dalam hal kecil, setia juga dalam hal besar.” Jika kita setia dengan perkara kecil, Tuhan akan memberi tanggung jawab yang lebih besar.
Yudi Hendro Astuti | Sobat Media
Foto: Istimewa