Stefanus Mati
28 September 2022,
(Kis. 7:54-60),
”Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, hati mereka sangat tertusuk. Mereka menyambutnya dengan kertak gigi.” Demikianlah tanggapan anggota Mahkamah Agama. Begitu marahnya sehingga mereka abai akan kedudukan sebagai anggota dewan yang terhormat. Dan semakin marah ketika Stefanus bersaksi: ”Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.”
Bisa jadi mereka murka karena Stefanus menggambarkan Yesus Kristus sebagai pribadi yang berdiri, siap bertindak terhadap siapa pun yang mengusik pengikut-Nya. Dan itulah yang membuat mereka menutup telinga, menyeret Stefanus ke luar kota, dan merajamnya.
Apa sesungguhnya kesalahan Stefanus? Dia seorang diaken yang bertugas memberdayakan warga miskin dalam jemaat. Tak hanya itu, Stefanus juga sangat diberkati Allah, sehingga ia mengadakan mukjizat kesembuhan. Dan sedikit banyak itulah penyebab kematiannya.
Stefanus mati karena ada sekelompok orang iri terhadapnya. Bagi orang yang tidak mampu mengendalikan diri, rasa iri merupakan masalah besar. Sekelompok orang yang iri itu berusaha mengajak Stefanus berdebat. Mereka kalah. Tak bisa menerima kekalahan itu, mereka menyuap orang untuk berkata, ”Kami mendengar orang itu menghina Musa dan Allah!” Dan Stefanus pun mati.
Apa sesungguhnya kesalahan Stefanus? Tidak ada. Bahkan, sebelum mati, dia berdoa, ”Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Pada titik ini Stefanus mengikuti jejak Kristus, yang berkata, ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk. 23:34). Stefanus berjalan di Jalan Kristus.
Berkait jalan yang ditawarkan Yesus Kristus, jalan sebagus apa pun tidak akan membawa manfaat kalau tidak dijalani. Jalan hidup kita dalam iman kepada Yesus tidak akan memberikan manfaat apa-apa kalau kita tidak tekun menjalaninya. Memiliki jalan Allah bukanlah jaminan bahwa kita akan sampai kepada Allah. Hanya mereka yang menjalaninya dengan tekunlah yang akan sampai kepada Allah. Itulah yang dilakukan Stefanus.
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.