Sungai

Published by Admin on

Dunia adalah panggung yang membentang luas, di sanalah Tuhan menunjukkan setiap karya-Nya. Segala ciptaan-Nya mempresentasikan kehadiran Tuhan. Ada pepohonan, ada binatang, ada pelangi, laut, sungai, dan seterusnya. Pernahkah kita menyusuri sebuah sungai?  Setiap berada di tepi sungai saya mengingat sebuah peribahasa, ”Air beriak tanda tak dalam, air tenang menghanyutkan.”  Semakin dangkal sebuah sungai maka alirannya terdengar gemercik atau berisik, tetapi semakin dalam sungai, permukaannya semakin tenang dan damai.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peribahasa ”air beriak tanda tak dalam, air tenang menghanyutkan” memiliki arti orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya, tetapi orang yang pendiam memiliki banyak pengetahuan. Apa benar demikian? Tuhan mengaruniakan kepada setiap manusia satu mulut dan dua telinga supaya manusia lebih cepat mendengarkan daripada berbicara. Dengan mendengarkan, kita dapat memahami secara mendalam maksud sebuah pembicaraan sehingga dengan pertimbangan dan pemikiran yang matang kita bisa menyampaikan hal-hal yang perlu dan bernilai.

Apa jadinya bila kita lebih banyak berbicara tanpa terlebih dahulu mendengarkan? Bisa jadi karena belum paham betul isi pembicaraan, lalu kita terlalu cepat berbicara, maka akan menimbulkan gagal paham atau salah paham. Orang yang banyak berbicara bisa jadi hanya ingin mengisi keheningan, ingin diperhatikan atau sekadar berbicara tanpa berpikir sehingga isi pembicaraan tidak memiliki makna yang mendalam. Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya berakal budi.

Kita memiliki kendali atas mulut kita, apa yang terucap menunjukkan siapa kita. Kiranya Tuhan menolong kita untuk semakin berhikmat sehingga melalui mulut dan telinga, kita dapat mengagungkan nama Tuhan.

Yudi Hendro Astuti | Sobat Media

Foto: Yudi Hendro Astuti

Categories: Tala