Tabiat Daging
Sabda-Mu Abadi | 8 Maret 2023 | Rm. 8:5-8
”Sebab, mereka yang hidup menurut tabiat daging, memikirkan hal-hal yang dari keinginan daging. Mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Sebab, keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab, keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena keinginan itu tidak takluk kepada hukum Allah. Hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam tabiat daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.”
Pada bagian ini Paulus membedakan hidup menurut tabiat daging dan hidup menurut Roh. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Orang-orang yang hidup menurut tabiat manusia, terus memikirkan apa yang diinginkan oleh tabiat manusia. Tetapi orang-orang yang hidup menurut Roh Allah, terus memikirkan apa yang diinginkan oleh Roh Allah. Kalau pikiranmu dikuasai oleh tabiat manusia, maka akibatnya kematian. Tetapi kalau pikiranmu dikuasai oleh Roh Allah, maka akibatnya ialah hidup dan kedamaian dengan Allah.”
Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus membawa orang pada pilihan: hidup menurut tabiat manusia atau hidup menurut Roh Allah. Karena Allah adalah pencipta, semestinya manusia mengambil sikap untuk hidup menurut Roh Allah.
Hanya persoalannya, dosa tak mau melepaskan manusia. Dosa selalu memaksa manusia untuk hidup menurut tabiat manusia. Caranya sederhana: dosa mengelus-elus keakuan manusia. Keakuan itulah yang akhirnya membawa manusia untuk menjauh dari Allah. Dan menjauh dari Allah berarti menjauhi hidup dan mendekati maut.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Tomal Das