Tetap Menabur

Published by Admin on

Kesan apa yang dapat kita tangkap saat Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia? Di tengah kondisi perpolitikan Indonesia yang tidak menentu, kehadiran Paus Fransiskus mengingatkan kita akan banyak hal, antara lain kebersamaan dalam keberagaman, perdamaian, kesederhanaan, ketulusan, kasih sayang, keramahan dan sebuah pesan yang tak kalah menarik yaitu, Ketika kita tidak menuai apa pun, jangan lelah untuk tetap menabur.” Walaupun sayup-sayup terdengar suara yang kurang nyaman, namun suasana sejuk tetap dirasakan oleh banyak orang. Nilai-nilai kebaikan yang ditaburkan oleh kehadiran Paus lebih berkumandang daripada suara-suara yang sumbang dari pihak lain.

Dalam kehidupan bergereja terdapat banyak tantangan antara lain sulitnya mencari aktivis atau pelayan. Di bulan tertentu baik jemaat maupun majelis gereja sudah mulai bergumul. Jemaat sudah berencana menyusun jawaban saat nanti dilakukan pelawatan. Mereka tentu akan mempersiapkan jawaban berdasarkan pengalaman dan melihat situasi, baik dalam berkomunikasi maupun dalam hal yang lain.

Di tengah sikap hidup yang mengutamakan kepentingan pribadi, pelayanan di gereja bagi banyak orang bisa menjadi sebuah beban, apalagi jika lingkungannya memiliki sikap apatis, tidak peduli, masa bodoh, ketiadaan perasaan atau miskin rasa terhadap orang lain. Padahal tugas dan kewajiban sebagai pelayan tidaklah ringan, dibutuhkan kerja keras, dedikasi, dan tekat yang kuat. Suasana apatis membuat pelayanan terasa begitu berat, membosankan, menegangkan, dan tidak produktif.

Amsal 15:13 menyatakan bahwa ”Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.” Suasana gembira memengaruhi motivasi, produktivitas, dan kreativitas dalam melakukan pelayanan. Itu sebabnya penting untuk saling menopang dan membuat suasana yang sejuk sehingga tercipta semangat walaupun tidak menuai, kita tetap menabur.

Yudi Hendro Astuti | Sobat Media

Foto: Unsplash/Mark Chaves