Dipimpin oleh Roh Kebenaran

Published by Yoel M. Indrasmoro on

Kaget. Bisa jadi itulah yang dirasakan para murid dan orang-orang yang berada di sekitar TKP (Tempat Kejadian Perkara). Lukas mencatat: ”Tiba-tiba terdengarlah bunyi dari langit seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, tempat mereka duduk. Tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti lidah api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.”

Para murid kaget karena tiba-tiba ada tiupan angin keras. Kaget karena mereka menyaksikan lidah-lidah seperti lidah api yang bertebaran dan hingga pada mereka masing-masing. Dan para Yahudi diaspora kaget karena mendengarkan para murid berbicara dalam bahasa mereka tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.

Ya, mereka adalah Yahudi diaspora. Darah mereka memang Yahudi. Namun, karena beberapa generasi tinggal di negeri asing, kemungkinan besar mereka sudah tak mampu lagi menggunakan bahasa Ibrani. Bisa jadi mereka tak lagi memakai bahasa Ibrani, juga di rumah mereka sendiri. Kemungkinan besar saat beribadah di Yerusalem pun mereka perlu bantuan penerjemah.

Namun, perasaan asing itu punah tatkala mereka mendengar ada orang yang berbicara dalam bahasa mereka masing-masing. Tidak hanya asal bicara, orang-orang Galilea itu, yang tampak dari logatnya, berbicara mengenai perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. Mereka disapa dalam bahasa mereka masing-masing. Mereka serasa berada di kampung halaman mereka sendiri. Terlebih setelah mereka mendengar khotbah Petrus yang dengan sangat tegas mengatakan bahwa semuanya itu adalah karya Allah sendiri!

Inilah karyaRoh Kudus bagi dunia. Pada Hari Pentakosta para murid menyapa orang dengan memperhatikan latar belakang mereka masing-masing. Artinya, membuat orang merasa disapa, diperhatikan, dan dihargai. Dengan kata lain, membuat orang seperti berada di rumah sendiri.

Dalam dunia digital—yang sering mendekatkan yang jauh, ini positifnya; dan menjauhkan yang dekat, ini yang sering terjadi—kita kembali diajak untuk menyapa orang di sekitar kita dengan tidak mengotak-kotakkan manusia berdasarkan suku, ras, juga agama. Roh Kudus hadir buat semua. Agar semua orang bisa mendengarkan karya besar Allah dalam bahasa mereka masing-masing.

Roh Kudus bersaksi tentang Yesus Kristus. Kita bisa percaya kepada Yesus hanya karena pertolongan Roh Kudus. Para murid Yesus memang tak terlalu sulit percaya karena mereka dekat dengan Yesus. Artinya, mereka dekat dengan Yesus Kristus secara ragawi. Kalau tidak mengerti, mereka tinggal bertanya dan Yesus langsung menjawabnya.

Tetapi, orang percaya abad ke-21 tak lagi dapat melihat Yesus secara ragawi. Di sinilah kita memerlukan pertolongan Roh Kudus. Roh Kuduslah yang akan memampukan kita memahami dan kemudian menerima penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus.

Itu jugalah yang ditegaskan Yesus. Perhatikanlah perkataan Yesus: ”Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.”

Dalam Alkitab BIMK tertulis: “Roh Kudus akan menyatakan kepada dunia arti dosa yang sebenarnya, apa yang benar, dan hukuman Allah. Ia akan menyatakan bahwa tidak percaya kepada-Ku adalah dosa; bahwa Aku benar, karena Aku pergi kepada Bapa dan kalian tak akan melihat Aku lagi; dan bahwa Allah sudah mulai menghukum, sebab penguasa dunia ini sudah dihukum.”

Di sini jelaslah bahwa dosa bukanlah sekadar kesalahan manusia kepada Allah. Bukan, bukan hanya itu! Dosa sejatinya merupakan putusnya hubungan manusia dengan Allah. Manusia jatuh ke dalam dosa saat dia mengambil keputusan untuk melawan Allah. Yesus merupakan jembatan antara manusia dan Allah. Sehingga, orang yang tidak percaya kepada Kristus tetap ada dalam dosanya dalam arti tetap dalam keadaan putus hubungan dengan Allah. Dan jika kita percaya kepada Kristus itu berarti kita tahu bahwa Dia benar dan penguasa dunia telah dikalahkan-Nya.

Yang juga penting, Roh Kudus disebut juga Roh Kebenaran karena Ia akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13). Dia memimpin kita. Artinya, bukan kita yang memimpin, melainkan Rohlah yang memimpin. Persoalannya adalah apakah kita rela dipimpin oleh Roh? Dipimpin berarti menyerahkan wewenang penuh kepada pihak lain. Menyerahkan kedaulatan penuh kepada pihak lain untuk mencari jalannya.

Sesungguhnya membiarkan diri dipimpin Roh Kudus merupakan tindakan yang logis karena Ia akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran. Dalam hidup ini memang ada kebenaran-kebenaran, tetapi Roh Kudus akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran. Artinya, tindakan orang-orang yang menyerahkan dirinya dipimpin Roh Kudus memang tidak mungkin salah karena semuanya serbakebenaran.

Bukankah ini yang sering kali menjadi persoalan dalam hidup manusia. Kita sering sulit mengambil keputusan. Sekali lagi, kita takut salah. Oleh karena itu, inilah jalan terlogis: biarlah diri kita dipimpin oleh Roh Kudus.

Yoel M. Indrasmoro

Foto: Istimewa