Kalef Bin Yefune

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 30 Oktober 2023 | Yos. 14:6-13

”Engkau tahu apa yang difirmankan TUHAN kepada Musa, abdi Allah itu, tentang aku dan tentang engkau di Kades-Barnea. Aku berumur empat puluh tahun, ketika aku disuruh Musa, hamba TUHAN itu, dari Kades-Barnea untuk mengintai negeri ini. Aku membawa pulang kepadanya laporan yang sejujur-jujurnya. Saudara-saudaraku yang pergi ke sana bersama aku membuat umat kecut hati, namun aku tetap mengikut TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati. Pada waktu itu Musa bersumpah: Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikut TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati.” (Yos. 14:6-9).

Demikianlah perkataan Kaleb kepada Yosua. Mereka berdua termasuk dua belas pengintai yang diutus Musa untuk memata-matai Kanaan. Dari kedua belas pengintai, sepuluh pengintai begitu ketakutan karena melihat perawakan orang-orang Kanaan. Mereka merasa seperti belalang saja. Itulah yang membuat umat Israel menjadi tawar hati.

Namun, baik Kaleb maupun Yosua, menyatakan sebaliknya. Mereka memang tidak menyembunyikan kenyataan bahwa postur tubuh rata-rata umat Israel di bawah orang Kanaan. Akan tetapi, dengan pertolongan Allah mereka percaya bahwa Israel akan mampu mengalahkan orang Kanaan.

Fakta yang sama ditafsir dengan cara berbeda. Dan itulah yang dihargai Musa. Sehingga Musa bersumpah akan memberikan baik Kaleb maupun Yosua bagian dari tanah Kanaan. Kaleb sepertinya terus menyimpan janji Musa itu di dalam hatinya. Selama empat puluh lima tahun, Kaleb memelihara sumpah Musa itu. Dan itulah yang dikemukakan Kaleb kepada Yosua.

Pertanyaannya: Mengapa Kaleb tidak terus saja menyimpan di dalam hatinya? Kelihatannya Kaleb sadar bahwa menyembunyikan janji itu hanya akan membuat Musa sebagai pribadi yang ingkar janji. Betul Musa memang telah meninggal, tetapi janjinya mesti digenapi.

Mungkin juga Kaleb sadar, Yosua tak mungkin mengklaim janji itu begitu saja. Bisa jadi Yosua tak enak hati, bahkan malu menuntut janji. Oleh karena itu, Kaleblah yang menyatakannya kepada Yosua. Kaleb tak ingin Yosua dianggap menggunakan hak istimewanya sebagai pemimpin. Pada titik ini, Kaleb sedang menolong Yosua.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Raimond K.