Kekal

Sabda-Mu Abadi | 11 Februari 2024 | 1Ptr. 1:24-25
”Sebab: “Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.” Firman inilah Injil yang diberitakan kepada kamu.”
Petrus berbicara soal kekekalan firman Allah. Firman Allah, sebagaimana Allah, bersifat kekal. Dan karena itu, percaya pada firman Allah sejatinya tindakan logis. Sekali lagi, karena kekekalan sifat-Nya.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Seluruh umat manusia bagaikan rumput, dan segala kebesarannya seperti bunga rumput. Rumput layu, bunganya pun gugur; tetapi sabda Tuhan tetap untuk selama-lamanya.”
Jelaslah, manusia memiliki batas waktu. Namun, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus memungkinkan manusia tetap hidup untuk selama-lamanya. Ia tidak akan pernah menjadi kedaluwarsa, apalagi binasa.
Karena itu, menjadi penting bagi kita, orang percaya abad ke-21, untuk terus hidup dalam karya penyelamatan Allah. Caranya terus dihidupi oleh firman Allah. Biarlah firman Allah yang kekal itu menjadi dasar dan arah hidup kita.
Berorientasi pada kehidupan kekal—selama hidup di dunia—menjadi panggilan setiap orang percaya. Kerajaan Allah itu tak melulu soal nanti dan di sana, tetapi juga kini di sini. Pada titik ini pula permohonan ”Datanglah Kerajaan-Mu” perlu kita gaungkan tak hanya dalam kata, juga dalam tindakan. Sehingga kekekalan itu bisa kita rasakan di tempat kita berada sekarang ini.
Yoeul M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Fabrizio C.