Kemah Tubuh
Sabda-Mu Abadi | 24 Maret 2024 | 2Ptr. 1:12-15
”Karena itu, aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu tentang semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima. Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama aku berada dalam kemah tubuhku ini. Sebab, aku tahu bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah diberitahukan kepadaku oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Namun, aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu.”
Penggalan ayat ini bisa menjadi alasan bagi kita untuk tetap meyakini bahwa Simon Petrus, satu dari kedua belas rasul, sungguh menulis Surat Petrus yang kedua ini. Mengapa? Sebab, sifatnya sungguh personal. Dan hanya mungkin ditulis oleh Petrus sendiri.
Terutama kalimat: ”Sebab, aku tahu bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah diberitahukan kepadaku oleh Tuhan kita Yesus Kristus.” Kita boleh percaya, selain Petrus, tak ada orang yang punya keberanian menulis kayak begini. Sebab, ia menyebut nama Tuhan Yesus dalam suratnya ini.
Dan sebelum menanggalkan kemah tubuhnya, Petrus terus berupaya untuk mengingatkan pembacanya tentang betapa luas dan dalamnya kasih Allah kepada mereka. Meskipun pembaca surat telah memahaminya, itu juga yang diakui Petrus, keinginan untuk terus mengingatkan tetap besar. Bahkan, sang rasul merasakannya sebagai kewajiban.
Keinginan Petrus cuma satu: pembaca suratnya selalu mengingat ajaran mengenai iman Kristen. Sepertinya, itu juga yang dialami Petrus. Selama empat puluh hari setelah kebangkitan, Yesus dengan sengaja mengajar para murid-Nya mengenai Injil Kerajaan Allah. Dan sebagaimana gurunya, Petrus pun senang melakukannya menjelang ajal yang makin mendekat.
Yoel M. Indrasmoro |Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Nicholas N. G.