Ketetapan Anak Sulung

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 24 Juni 2024 | Kel. 13:1-16

”Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir pertama baik dari kandungan manusia maupun kandungan hewan di antara orang Israel. Mereka adalah milik-Ku.” Demikianlah perintah Allah kepada umat Israel. Ini bukan sembarang perintah. Bisa saja kita, orang percaya abad ke-21 menganggapnya sebagai diskriminasi. Namun, perintah itu bukan tanpa alasan.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Persembahkanlah semua anak laki-laki yang sulung kepada-Ku. Setiap anak laki-laki sulung Israel, dan setiap ternak jantan yang pertama lahir, adalah milik-Ku.” Jelaslah, setiap anak laki-laki sulung adalah milik Allah. Karena itu, harus dipersembahkan kepada Allah. Dan umat Israel tidak boleh mengeklaimnya sebagai milik sendiri atau keluarga.

Lagi pula—mungkin ini yang sering kita lupakan—dalam peristiwa kemerdekaan Israel semua anak laki-laki sulung bangsa Israel telah dibebaskan oleh Allah sendiri dari kematian dengan cara pembubuhan darah anak domba pada ambang atas dan kedua tiang pintu. Sedangkan anak sulung dari bangsa Mesir, juga hewan, mati semuanya. Sehingga mereka menjadi milik Allah.

Sejatinya peristiwa ini adalah prototipe dari kematian Yesus Orang Nazaret di atas kayu salib yang menjadikan semua orang yang percaya kepada-Nya menjadi milik Kristus. Itu sungguh wajar. Semua yang ditebus pasti menjadi milik yang menebusnya.

Demikian juga dengan gereja. Bahasa Inggris church merupakan alih aksara dari bahasa Yunani kuriake, yang berarti milik kurios—milik Tuhan. Ya, gereja adalah milik Tuhan Yesus, Sang Kepala Gereja, melalui penebusan di atas kayu salib.

Jika sudah begini, tentu kita tidak perlu mempersoalkan ketetapan berkait anak sulung laki-laki karena semua—baik laki-laki maupun perempuan, baik orang tua maupun anak-anak—adalah milik Allah. Semua telah ditebus oleh Allah. Dan karena itu, panggilan setiap Kristen—arti harfiah pengikut Kristus—untuk hidup dalam penebusan.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Sander T.