Lubang Jarum

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 31 Januari 2025 | Mrk. 10:23-27

”Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka, ’Alangkah sukarnya orang yang memiliki banyak harta masuk ke dalam Kerajaan Allah.’ Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Namun, Yesus berkata lagi, ’Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.’ Mereka makin tercengang dan berkata seorang kepada yang lain, ’Jadi, siapakah yang dapat diselamatkan?’ Yesus memandang mereka dan berkata, ’Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi tidak demikian bagi Allah. Sebab, segala sesuatu mungkin bagi Allah.’”

Demikianlah kenyataannya: susah bagi orang yang memiliki banyak harta masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah bagi orang miskin untuk menggantungkan diri kepada Allah saja. Yang berpunya sering mengandalkan kepunyaannya. Mereka lebih mudah mengandalkan diri pada yang kelihatan ketimbang Allah yang tidak kasat mata.

Yesus mengumpamakannya dengan unta yang masuk ke dalam lubang jarum. Ini bukanlah jarum jahit. Pada masa itu di sebuah kota benteng selalu ada pintu yang hanya muat dilalui satu orang. Itulah yang dinamai Lubang Jarum. Pada waktu malam, setelah pintu gerbang kota ditutup, keluar masuk orang mesti melewati pintu ini. Tentu tak mudah. Unta itu harus memperkecil tubuhnya dan menunduk agar muat memasuki pintu tersebut.

Susah memang, tetapi tidak mustahil. Manusia perlu pertolongan Allah untuk mampu memercayakan dirinya kepada Allah. Dengan kata lain, manusia butuh kekuatan Ilahi untuk percaya. Sebab dosa cenderung mendorong manusia untuk bersikap otonom—percaya hanya kepada dirinya sendiri.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Berikut adalah tautan untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Isabella J.

n.b.: Dukung pelayanan digital via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!