Pemimpin Tuntas Membaca dan Menulis

Published by Kris Hidayat on

Ketika Pemimpin Muda Bersama Allah

”Alkitab untuk Semua.” Demikian semboyan Lembaga Alkitab Indonesia. Kabar Baik memang tidak ditujukan hanya kepada satu golongan usia. Namun, penulis buku Surat kepada Pemimpin Muda, Pdt. Yoel M. Indrasmoro mengakui bahwa Alkitab secara umum ditujukan kepada pembaca dewasa. Khususnya kitab-kitab Perjanjian Lama, demikian juga nuansa di kitab Perjanjian Baru.

Penulis mengemukakan bahwa dari sembilan surat Rasul Paulus kepada jemaat yang pernah dan belum pernah dilayaninya, ada empat surat yang secara khusus dikirimkan kepada generasi muda, yakni 1 & 2 Timotius, Titus, dan Filemon. Uniknya ketiganya adalah anak muda yang telah dipercaya menjadi pemimpin jemaat.

Dalam prakata buku ini Pdt. Yoel sengaja mengangkat kekhasan keempat surat yang ditujukan kepada pemimpin muda untuk menjawab tantangan keprihatinan dan sekaligus kerinduan untuk menyapa generasi digital, baik generasi Z maupun generasi Alfa di masa kini. Perhatian Rasul Paulus dalam memfokuskan surat-suratnya juga menjadi hal menarik dan menguntungkan kita.

Misi yang terkandung dalam penulisan buku Surat Kepada Pemimpun Muda ini adalah menyapa generasi muda yang tengah mempersiapkan dirinya menjadi pemimpin pada masa kini dan masa depan, baik menjadi pemimpin bagi generasinya dan juga pemimpin jemaat. ”Generasi muda bisa belajar banyak dari sikap dan tindakan Timotius, Titus, dan Filemon selaku pemimpin muda,” harap penulis.

Dalam buku ini tentu sumber pelajaran berasal dari sang penulis surat, Rasul Paulus. Nasihat Rasul Paulus tertulis, ”Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kemurnianmu” (1Tim. 4:12).

Buku ini juga bisa menjadi pegangan bagi para pembina dan pendamping anak muda dalam meneladan Rasul Paulus. Teladan yang ditunjukkan dalam buku ini adalah bagaimana dalam surat-suratnya Paulus membuka hati dan pikirannya untuk menyampaikan pelatihan dan pendampingan bagi pemimpin muda.

”Orang yang lebih tua tidak boleh lepas tangan berkait dengan kesulitan dan tantangan para pemimpin muda ini,” tulis Pdt. Yoel. Ini berarti pentingnya dukungan yang sepenuh hati dan kepercayaan bahwa generasi muda, ketika bersama Allah, akan mampu menjadi pemimpin jemaat. Itu berarti orang yang lebih tua harus rela dan percaya untuk dipimpin oleh generasi yang lebih muda.

Buku dalam Pelatihan Pemimpin Muda

Buku ini lahir dari sebuah kesetiaan dan kedisiplinan berproses bersama Allah melalui firman-Nya. Sang penulis sudah menuliskan perenungannya atas lebih dari 15 Kitab dalam Alkitab dengan metode yang konsisten, menggali firman Tuhan, menemukan pesan Tuhan yang spesifik bagi pembacanya, lalu dibagikan melalui media sosial, website, juga buku yang diterbitkan.

Pembaca tidak disuguhi pedoman menjadi pemimpin layaknya buku-buku pengembangan diri, tetapi diajak mengenali pesan Tuhan melalui Rasul Paulus dalam pergumulan nyata yang dihadapi ketiga pemimpin muda. Penggalian seperti ini memberi ruang yang cukup bagi pembaca untuk terlibat langsung, alih-alih menjadi peserta pelatihan yang ikut dengan terpaksa.

Pembaca juga mempunyai ruang untuk membaca ulang perikop-perikop nas Alkitab dan merenungkannya. Dalam waktu yang bersamaan pembaca juga bisa menggali perenungan melalui permasalahan nyata yang dihadapinya sendiri. Kegiatan membaca dapat menjadi kegiatan yang menantang diri sendiri dan membangun perenungan tertulis sebagai bagian dari catatan perjalanan imannya sendiri. Membaca, merenung, dan menulis menjadi sangat mungkin dilakukan dengan setia berproses.

Para sahabat dan pembaca buku-buku Pdt. Yoel M. Indrasmoro akan mengenali gaya tulisan sederhana, singkat, dan sering kali diakhiri dengan puncak perenungan di sebuah ruang, di mana pembaca sendiri harus meneruskan kelanjutannya. Sebuah ide perenungan yang tidak berusaha menggiring dan menggurui, tetapi mengajak, menantang pembaca untuk sampai pada tindak lanjut perenungan dan menjadi guru bagi dirinya sendiri.

Bagi para pemimpin muda masa kini, membaca buku ini akan menjadi ajakan untuk menemukan dialognya sendiri dengan Rasul Paulus, bertemu para tokoh muda, namun juga sebuah ruang berdialog dengan Allah. Bila buku ini kemudian mampu membuka ruang-ruang perjumpaan dan mengajak para pemimpin muda menulis bagi sesama anak muda, maka buku ini telah lebih dari menjadi berkat.

Kris Hidayat | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Foto: Para pengurus dan anggota GMKI Bogor (Koleksi Pribadi)