Saksi Mata

Sabda-Mu Abadi | 25 Maret 2024 | 2Ptr. 1:16-18
”Sebab, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus, sebaliknya kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Sebab, Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan, ’Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.’” Kami sendiri mendengar suara itu datang dari surga, ketika kami bersama dengan Dia di atas gunung yang kudus.”
Ini juga bagian surat yang menyatakan dengan jelas bahwa Surat Petrus yang kedua memang ditulis oleh Petrus, satu dari dua belas rasul Yesus Kristus. Penulis surat menyatakan bahwa ia sendiri adalah saksi mata ketika Sang Guru dimuliakan di atas gunung.
Bisa jadi orang telah mendengarkan cerita ini. Terutama ketika mereka membaca Injil-injil. Namun, sungguh gegabah rasanya, jika untuk menguatkan iman pembaca ada orang yang berani menulis dengan mengatasnamakan Petrus, sang rasul. Peristiwa pemuliaan Yesus di atas gunung terlalu mulia untuk dibuat main-main hanya agar orang percaya bahwa Yesus sungguh dimuliakan di atas gunung oleh Allah Bapa.
Kata ganti orang pertama jamak ”kami” menyatakan dengan jelas bahwa Petrus memang tidak sendirian. Ada Yohanes dan Yakobus yang ikut mengalami peristiwa itu. Sepertinya Petrus hendak menekankan bahwa peristiwa pemuliaan Yesus itu bukanlah kisah pribadi saja, tetapi juga kisah persekutuan.
Yang paling penting, Petrus hendak menegaskan bahwa apa yang dipercayai para pembaca suratnya bukan isapan jempol belaka. Itu sungguh riil. Dan Petrus adalah salah seorang saksi mata.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.
Foto: Unsplash/Bacila V.