Sungguh-sungguh Berusaha

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 21 Maret 2024 | 2Ptr. 1:5-7

”Justru karena itu, kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih terhadap saudara-saudara, dan kepada kasih terhadap saudara-saudara, kasih terhadap semua orang.”

Petrus menasihati para pembaca suratnya untuk sungguh-sungguh berusaha hidup baik. Mereka memang telah diselamatkan oleh darah Kristus, tetapi keselamatan itu sendiri harus dipelihara. Jadi tidak sekadar percaya. Tak juga cuma omongan di bibir, namun sungguh-sungguh dijalani dalam tindakan.

Bisa saja kita agak bingung membaca Alkitab Terjemahan Baru Edisi ke-2 yang terkesan bertingkat ini. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Oleh sebab itu, berusahalah sungguh-sungguh supaya kalian tetap percaya kepada Kristus dan percayamu itu ditunjang oleh hidup yang baik. Di samping hidup yang baik, kalian perlu menjadi orang yang berpengetahuan, dan di samping pengetahuan, kalian harus juga bisa menguasai diri. Dan selain bisa menguasai diri hendaklah kalian juga memupuk diri untuk tabah menghadapi segala sesuatu. Di samping tabah menghadapi segala sesuatu, kalian harus juga hidup menurut kemauan Allah. Dan hidup menurut kemauan Allah harus juga dilengkapi dengan kasih sayang kepada saudara-saudara seiman. Selanjutnya hendaklah kasih sayangmu kepada saudara-saudara seiman ditambah dengan kasih terhadap semua orang.”

Iman atau percaya tidaklah berdiri sendiri. Percaya perlu ditunjang oleh hidup yang baik. Artinya, tidak sekadar beriman, tetapi iman itu berbuah dalam tindakan baik. Iman semestinya bertumbuh tak saja dalam kebaikan, tetapi juga pengetahuan. Pengetahuan tentang iman menjadi penting untuk menjawab orang yang ingin mengetahui iman Kristen lebih dalam. Namun demikian, pengetahuan perlu ditambah penguasaan diri karena pengetahuan bisa membawa seseorang jatuh dalam kesombongan. Tak hanya itu, penguasaan diri perlu ditemani latihan untuk semakin tabah. Dan ketabahan terhadap segala sesuatu, yang membuat orang menjadi tinggi hati, perlu ditemani keinginan untuk menaati kehendak Allah. Dan kehendak Allah pastilah mengasihi sesama.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Rod Long