Allah Tak Bekerja Sendirian

Sabda-Mu Abadi | 6 Juni 2024 | Kel. 6:13-26
”Harun dan Musa itulah yang diperintahkan Tuhan, ’Bawalah orang Israel keluar dari tanah Mesir menurut barisan-barisan mereka.’ Merekalah yang berbicara kepada Firaun, raja Mesir, supaya orang Israel dibawa keluar dari Mesir. Itulah mereka, Musa dan Harun” (Kel. 6:25-26). Demikianlah pamungkas narasi mengenai nenek moyang Musa dan Harun.
Kisah dimulai dari Lewi dan bermuara pada keluarga Amram dan Yokebed. Dan pada akhirnya Yokebed melahirkan Harun dan Musa. Nama Miryam memang tidak disebut. Sepertinya penulis memang hendak berfokus pada Harun dan Musa. Namun, jelaslah bahwa Amram dan Yokebed akhirnya menurunkan generasi pemimpin di Israel. Semua anaknya menjadi pemimpin, termasuk Miryam.
Pemimpin memang tidak lahir dalam ruang hampa. Pola pengasuhan anak sungguh memengaruhi. Dan Keteladanan menjadi mutlak perlu. Tanpa keteladanan mustahil anak akan meniru prinsip atau nilai yang dipegang oleh orang tuanya.
Tentu saja, anugerah Allah juga turut berperan dalam hal ini. Sehebat-hebatnya Amram dan Yokebed mengasuh anak-anak mereka, tanpa anugerah Allah semua hanya kesia-siaan.
Anugerah Allah itu tampak ketika Allah menyelamatkan Musa melalui insiatif Yokebed, dan pasti juga keluarga, membuat keranjang yang akan dialirkan ke tempat pemandian putri Firaun. Yokebed sungguh cerdas ketika memilih Miryam menunggu keranjang yang berisi adiknya dan berkomunikasi dengan puteri Firaun. Sebab, tak mungkin menyuruh Harun, seorang laki-laki, menjalankan tugas itu karena pasti akan ditangkap karena dianggap mengintip puteri Firaun yang sedang mandi. Allah jugalah yang beranugerah ketika Ia menggerakkan putri Firaun iba akan bayi laki-laki Ibrani—di tengah ancaman pembunuhan bagi semua bayi laki-laki Ibrani. Ya, semua itu merupakan anugerah Allah.
Tampak jelas, Allah tak bekerja sendirian. Ia melibatkan manusia-manusia untuk terlibat dalam karya-Nya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media