Pribadi yang Berkuasa

Sabda-Mu Abadi | 23 Agustus 2025 | Mat. 7:28-29
”Setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.”
Cara Sang Guru mengajar terasa berbeda. Yesus Orang Nazaret mengajar dengan penuh kuasa. Ia tidak bertindak sebagai sumber kedua atau sumber ketiga, melainkan sumber pertama. Yesus adalah narasumber sejati. Jika ahli Taurat mengajarkan sesuatu yang dipelajari dan dipahami, Yesus tak perlu mempelajari bahan ajar karena Dialah ajaran itu sendiri. Yesus tidak mengajarkan Firman. Diri-Nyalah Firman.
Berbeda dengan ahli Taurat yang mengulang, menafsir, dan memberikan pendapat orang lain, Yesus berbicara atas nama-Nya sendiri. Ia sungguh Pribadi berwibawa.
Dalam dunia pendidikan, manusia normal pastilah senang diajar guru yang memiliki wibawa akademis. Di sini akreditasi menjadi sangat beralasan.
Sejatinya, wibawa intrinsik pada diri manusia. Guru memang perlu menguasai bahan ajar. Namun, wibawa tak melulu soal nalar. Wibawa tak cuma soal otak, tetapi juga sikap dan tingkah laku. Wibawa tak hanya kena-mengena dengan cara pikir, tetapi juga cara sikap dan tindak seseorang.
Bagi pengkhotbah, wibawa itu berasal dari apa yang dikhotbahkan. Yang penting bukan sejauh mana dia menguasai Firman, tetapi sejauh mana dia dikuasai Firman. Bukan seberapa fasih dia bicara, namun apakah Firman Allah itu menguasainya. Itulah dasar hidup pemberita Firman.
Yesus menjadi sangat berwibawa di hadapan para pendengarnya karena hidup-Nya merupakan perwujudan kata-kata-Nya. Kalimat-kalimat Yesus merupakan rumus verbal dari perbuatan-Nya. Ada keselarasan antara omongan dan tindakan; antara kata dan karya. Dan itulah yang dinamakan integritas.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!