Beban Perbudakan
Sabda-Mu Abadi | 1 Juli 2023 | 1Tim. 6:1-2
”Semua orang yang menanggung beban perbudakan hendaknya menganggap tuan mereka layak mendapat segala penghormatan, agar nama Allah dan ajaran kita jangan dihujat orang. Mereka yang mempunyai tuan yang percaya, janganlah kurang menghormati dia karena dia saudara seiman, hendaklah mereka melayani dia dengan lebih baik lagi, karena tuan yang menerima pelayanan mereka itu orang percaya dan terkasih.”
Sebagai Kristen, Paulus—juga Timotius—tentu paham bahwa dalam kekristenan semua orang telah dimerdekakan oleh Kristus. Tak ada lagi perbudakan. Namun demikian, sang guru sepertinya sadar bahwa menghilangkan perbudakan sama sekali akan membuat tatanan masyarakat menjadi kacau.
Karena itu, Paulus mengajak setiap budak Kristen untuk tetap menghormati tuannya. Alasannya sederhana: agar nama Allah dan ajaran Kristen tidak dihujat. Sekali lagi karena hukum perbudakan memang masih berlaku di seluruh tanah jajahan Romawi. Ketika tidak menghormati sang tuan, mereka akan dianggap melanggar hukum. Dan masyakarat umum mungkin berpikir bahwa orang Kristen dengan sengaja melanggar hukum.
Menarik disimak, Paulus mengajak budak Kristen tetap menghormati tuannya yang telah menjadi Kristen. Jadi, jangan karena Kristen malah tidak dihargai. Mereka harus tetap mendapatkan pelayanan penuh karena mereka adalah orang percaya.
Bisa jadi Paulus melihat kecenderungan budak Kristen pada masa itu malah tidak menghargai tuannya yang telah menjadi percaya. Mungkin mereka berharap bahwa sang tuan akan lunak hatinya karena seiman dan mereka boleh bekerja semaunya. Hal inilah yang tidak disukai Paulus.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/E. Marie D.