Berhala
Sabda-Mu Abadi | 30 Januari 2023 | Rm. 1:21-23
”Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya.”
Catatan Paulus ini menarik diperhatikan. Mengenal Allah tidak membuat orang otomatis memuliakan Allah. Manusia dalam kehendak bebasnya bisa memilih untuk menuhankan Allah atau menuhankan dirinya sendiri.
Sesungguhnya, Iblis pun demikian. Ia mengenal Allah, tetapi tidak memuliakan Dia, bahkan melawan-Nya dengan mengangkat diri sebagai tuhan. Dan tentu saja dia senang seandainya manusia mengikuti jejaknya.
Itu jugalah yang tampak dalam pembuatan berhala. Paulus mencatat—dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini—”Sebaliknya manusia memikirkan yang bukan-bukan; hati mereka sudah menjadi gelap. Mereka merasa diri bijaksana, padahal mereka bodoh. Bukannya Allah yang abadi yang mereka sembah, melainkan patung-patung yang menyerupai makhluk yang bisa mati; yaitu manusia, burung, binatang yang berkaki empat, dan binatang yang melata.”
Mengapa manusia membuat berhala bagi dirinya sendiri? Kemungkinan besar karena dia bisa menyetir berhala itu sesuai dengan keinginannya. Jika dinalar, pembuatan berhala itu bermuara pada keinginan manusia untuk menjadi tuhan. Ujung-ujungnya semua untuk kepentingan manusia. Dan ketika berhala yang satu tidak memuaskan dirinya, maka manusia bisa dengan mudah pindah ke berhala yang lainnya. Yang penting, menyembah apa yang sesuai dengan keinginannya sendiri.
Kita, orang percaya abad ke-21, kemungkinan besar tidak berpola pikir demikian. Namun, ketika kita menggugu kepentingan diri sendiri, mengutamakan kehendak kita, sejatinya kita telah menuhankan diri kita sendiri.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/ Mathias A.