Berkat dan Kutuk
Sabda-Mu Abadi | 31 Desember 2023 | Yak. 3:9-10
”Dengan lidah kita memuji Tuhan dan Bapa kita; dan dengan lidah juga kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, Saudara-saudaraku, tidak boleh terjadi.”
Cepat memuji dan cepat mengutuk. Itulah yang menjadi perhatian Yakobus dalam suratnya. Memuji Tuhan Yesus dan Allah Bapa, tetapi dengan lidah yang sama juga manusia mengutuk sesamanya yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Mengutuk ciptaan Allah—yang merupakan ciptaan Allah sendiri—sungguh absurd di tengah pujian kepada Allah. Senyatanya itulah yang terjadi dalam bumi manusia.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Kita menggunakannya untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dan Bapa kita, tetapi juga untuk mengutuki sesama manusia, yang telah diciptakan menurut rupa Allah. Dari mulut yang sama keluar kata-kata terima kasih dan juga kata-kata kutukan. Seharusnya tidak demikian!”
Semestinya memang tidak demikian. Kenyataan bahwa lidah manusia itu satu menegaskan panggilan kita untuk mengatakan apa yang baik. Tak boleh berkat dan kutuk—atau ucapan terima kasih dan kutuk—keluar dari lidah yang satu itu. Lidah hanya dipanggil untuk memuliakan Allah. Dan ketika Allah dimuliakan, manusia ditinggikan.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/C. Liu