Bijak dan Berbudi

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 2 Januari 2024 | Yak. 3:13

”Siapa di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah dengan cara hidup yang baik ia menunjukkan perbuatannya dalam kelemahlembutan yang lahir dari hikmat.”

Pada bagian ini Yakobus menyatakan bahwa tak cukup orang hanya mengatakan bahwa dirinya bijak dan berbudi. Itu semua harus terlihat dalam perbuatan. Jika cuma omong, tak ada faedahnya sama sekali. Tak ubahnya pepesan kosong. Serentak dengan itu hanya akan menjadi bahan tertawaan orang.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Kalau di antaramu ada orang yang bijaksana dan berbudi, hendaklah ia menunjukkannya dengan hidup baik dan dengan melakukan hal-hal yang baik, yang disertai kerendahan hati dan kebijaksanaan.”

Bijak dan budi itu berada dalam ranah batin seseorang. Yang merasakan kegunaannya hanya orang itu sendiri. Karena itu, Yakobus mengusulkan agar orang tersebut memperlihatkannya dalam perbuatan baik agar semakin banyak orang boleh merasakan kebijaksanaan dan kebaikan budinya. Namun, ini bukan ajang pamer, sehingga Yakobus mewanti-wanti agar orang tersebut menunjukkan dengan rendah hati.

Ini bukan hal gampang. Orang yang merasa banyak tahu sering kali malah enggak sabar, yang akhirnya membuat orang malah takut atau merasa bodoh ketika berhadapan dengannya. Ya, karena itulah, Yakobus mengingatkan orang tersebut tetap berusaha rendah hati.

Pada titik ini, kita bisa belajar dari tanaman padi, makin berisi, makin merunduk. Dan tentu saja mempersilakan orang menikmati bernas pengetahuan kita.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.

Foto: Unsplash/Sandy R.