Cepat Mendengar
Sabda-Mu Abadi | 11 Desember 2023 | Yak. 1:19-20
”Saudara-saudara yang terkasih, ingatlah hal ini: Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Sebab kemarahan manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.”
Mungkin ini alasan Allah menciptakan dua telinga dan satu mulut: agar manusia dua kali lebih cepat dalam hal mendengarkan. Dengan dua penampang bak parabola di sebelah kiri dan kanan, kecepatan mendengarkan semestinya dua kali lebih cepat ketimbang kecepatan berbicara.
Persoalannya, sering kali tidak begitu. Manusia senang bicara. Dan karena itu acap tak sungguh-sungguh paham apa yang dimaksudkan kawan bicaranya.
Padahal, ketidakmampuan sering membuat kita kehilangan kesempatan mendengarkan maksud Allah kepada kita, yang dititipkan melalui mulut orang lain. Ketika berbicara kita hanya mendengarkan apa yang kita omongkan.
Menarik pula disimak, Yakobus mengaitkan berbicara dengan marah. Dan memang itu persoalannya. Ketika kita cepat bicara, kita tidak punya kesempatan mendengarkan dengan jernih alasan sesama kita, sehingga kita malah marah. Yang pasti, kalau semua orang berbicara pertikaian makin menjadi-jadi. Pada titik ini, kawan bicara berubah menjadi lawan bicara. Kemarahan itu merusak.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Orang yang marah tidak dapat melakukan yang baik, yang menyenangkan hati Allah.” Sebab, ia tidak lagi dikuasai Allah, tetapi dikuasai oleh amarahnya. Dengan kata lain, ia memang tidak lagi mampu mengontrol dirinya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/B. Jordan