Damai
Sabda-Mu Abadi | 5 Januari 2024 | Yak. 3:18
”Buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang membawa damai.”
Penggalan kalimat ini mungkin tak terlalu mudah kita pahami. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Memang kebaikan adalah hasil dari benih damai yang ditabur oleh orang yang cinta damai!” Dan ini sepertinya lebih jelas kita pahami.
Kebaikan yang dirasakan seseorang adalah buah. Dan buah itu tak muncul begitu saja. Kebaikan merupakan hasil dari proses—mulai penaburan hingga pemeliharaan orang-orang yang cinta damai. Dengan kata lain, Yakobus hendak menegaskan bahwa seseorang yang cinta damai akan mendapatkan kebaikan dari apa yang telah dilakukannya.
Jelas di sini, perdamaian tak hanya muncul karena omongan belaka, meski itu merupakan konferensi tingkat tinggi. Yang pertama, perlu ada kerinduan dari orang yang sungguh-sungguh cinta damai. Tentu saja tidak hanya satu pihak. Dari masing-masing pihak yang bertikai harus ada itikad baik—sungguh-sungguh mengharapkan perdamaian.
Setelah itu, mereka harus menjaga komitmen untuk tetap teguh tidak mengingkari perdamaian. Karena ada saja pihak yang tidak menyukai perdamaian. Dan mereka sering kali berupaya memprovokasi dengan mengatakan bahwa pihak seberang hanya pura-pura menginginkan damai.
Bahkan, bisa saja ada orang-orang dari kedua pihak itu yang tidak percaya bahwa perdamaian itu mungkin. Sehingga mereka sering tidak sabar. Pada titik ini, kedua pihak yang sungguh-sungguh mengharapkan damai tidak boleh goyah.
Dan bagi mereka yang bersikukuh mengharapkan damai, perdamaian sungguh bukan kemustahilan dan bisa dirasakan semua orang.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/S. Miles Out